Wednesday, October 14, 2009

catatan perjalanan hidup

blog ini untuk menulis catatan perjalanan hidup yang telah berlalu, semoga semakin menambah rasa syukur, mengambil hikmah atas segala peristiwa, amien.

semoga ada manfaat bagi yang membaca, amien.

note;
utk memudahkan alur cerita berlangsungnya setiap peristiwa, penulisan cerita disesuaikan dengan tahun (mdh2an gak salah inget), atau bahkan bulan, hari, jam.

Monday, February 26, 2007

Urus Visa di Kedubes Malay di Jkt

Setelah kita punya paspor, maka dengan berbekal offer letter dari kampus tujuan kita, kita bisa buat single entry visa di Kedubes Malaysia di Jakarta. Jangan lupa juga bawa foto 3x4 dan 4x6, dan KTP atau identitas lain. Pengamanan di Kedubes sangat ketat, pastikan berlaku wibawa dan sopan. Kalau bayarnya murah cuma Rp 39.000.

Yang perlu diperhatikan adalah Jakarta jauh dari Jogja dan ternyata nggak bisa sehari selesai. Saya sempat merasakan kecele dengan ketidaktahuan ini. Saya dah berangkat ke Jakarta bawa koper, harapannya pagi urus visa di Kedubes, sore cari tiket pesawat langsung ke Malaysia. Eh ternyata nggak bisa sehari, ya udah dech. Balik Jogja maning.

Hari pertama datang intinya masukkan permohonan (form dah disediakan tinggal isi) beserta kelengkapannya. Offer letter mestinya asli (tapi bisa dinego dengan atasan). Saya juga cuma dapat copy dari scan, menghadap atasan dan takda masalah karena yang asli masih di Malay.

Next 3 days, ke Jakarta lagi naik keretaapi, paspor yang dah ditempelin single entry visa (utk tinggal 3 bulan) bisa diambil, setelah ini siap berangkat.

Wednesday, January 31, 2007

Undur diri dari jabatan, ijin sekolah

Mengingat keberangkatan ke Malaysia sudah ada kepastian (sebelumnya masih ragu ikut semester yang sudah berjalan sejak Des 06 atau ikut semester depan dimulai Juli 07). Beberapa kali kontak dengan Prof. Jafri melalui perantara student yang disana (Pak Reza), dah diputuskan segera berangkat lebih baik.

Akhirnya saya membuat surat permohonan ke pimpinan (Dekan dan Rektor) untuk mengundurkan diri dari Kaprodi TE UAD. Alhamdulillah, takda masalah. Juga saya minta ijin sekolah, dan tentu minta sangu yang banyak heehee.

Tuesday, January 2, 2007

Membuat Paspor

Membuat paspor ternyata gampang-gampang susah, gampang kalo tahu detail persyaratan dan prosedur, susah kalo belum tahu (lha iyalah).

Begini pengalaman yang saya tempuh;
1. Sebagai dosen, saya dah punya contekan untuk dibawa ke TU fakultas agar dibuatkan surat pengantar dari Dekan, intinya dekan membuat surat ke kantor imigrasi bahwa Dosen ini mau tugas belajar, mohon dibantu dalam pembuatan paspor. Jika istri kita juga bekerja, sama juga sila minta pengantar dari atasannya.

2. Surat pengantar kita lengkapi dengan copy KTP dan copy KK, bawa ke kantor imigrasi terdekat (tidak harus sesuai domisili/KTP); Jogja ada, Solo ada, Wonosobo ternyata juga ada.

3. Di imigrasi, ada borang permohonan, kita isi saja kemudian kita serahkan ke petugas. Bayar Rp 265.000 (paspor 48 halaman, 5 tahun), pakai wawancara sebentar (intinya buat paspor mau utk apa). Dan 3 hari kemudian foto dan paspor selesai bisa diambil.

Gampang khan

Thursday, December 14, 2006

Rizki tak kemana, kembali dapat tawaran S3

Alhamdulillah, rizki tak kemana, hari ini dapat email tawaran S3 dari Dr Jafri UTM Malaysia.

Alhamdulillah setelah tahun 2004 gakjadi berangkat, mudah2an inilah memang saat yang tepat untuk berangkat S3 ke Malaysia, amien.

Friday, July 7, 2006

Pindahan lagi, nemeni adik ngontrak rumah

Selalu pindah rumah, seolah hidup di jaman purba kala, nomaden hehe

Adik ipar (Om Tazky, adiknya istri) tahun ini sekolah SMA Muh 1 Jogja (Muhi). Karena gak mungkin tinggal di rumah kami yang kecil dan jauh dari Muhi, maka oleh mertua dia akan dikontrakkan rumah di dekat sekolahan, tepatnya di Kricak Jl. Magelang. Oke, tak masalah. Cuma syaratnya satu: minta ditemeni saya dan istri...walah, pindahan lagi nie..

Demi menjaga dan mengayomi adik ragil, okelah akhirnya kami pindahan. Rumah Cepoko sementara hanya ditengok sewaktu-waktu.

Friday, June 30, 2006

Pakdhe Samto wafat

Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun....

Pakdhe Samto (yang lama mendidik diriku sewaktu SD) hari ini wafat, Maghrib - Isya masih sholat ke masjid, shubuh gak segera bangun sehingga dibuka rumahnya, ternyata Allah telah memanggilnya.

Semoga khusnul khatimah, diterima semua amal ibadah dan diampuni segala khilaf/dosa, amien3x.

Sunday, May 28, 2006

Pulang, Mengungsikan istri

Sehari setelah gempa, saya putuskan memulangkan istri ke Wonosobo. Dia merasa sangat tidak enjoy dengan hidup di tenda, terutama pengalaman semalam tenda basah dan hujan menguyur, tidur tidak nyenyak. Saya berencana hanya satu hari nganter istri, seterusnya saya akan segera kembali ke Jogja bersama teman2 perumahan menjaga perumahan kami.

Alhamdulillah jalanan walau masih padat tapi masih normal, soalnya terdengar banyak kabar kalo kemarin jalanan sangat hiruk pikuk, orang banyak berlarian maupun berkenderaan lalu lalang dengan penuh ketidakpastian ketakutan tsunami.

Bahkan temen saya cerita; ”benernya saya gakyakin kalo tsunami air nyampai di Jogja, tapi karena semua orang berlarian, saya dan keluarga akhirnya juga ikut lari mencari tempat tinggi”. Padahal tempa tinggi adalah Sleman, sementara gunung Merapi di Sleman juga ada tanda2 meletus, komplitlah sudah ketakutan mereka sehingga jalanan penuh sesak.

Saturday, May 27, 2006

Hujan, Tenda Bocor, gempa susulan banyak....

Hari itu, berjalan serasa sangat lambat. Langit terik, debu banyak, gempa susulan masih banyak terjadi. Kita semua warga melengkapi semua peralatan untuk tenda dan dapur bersama. Was-was adanya tusnami sebagaimana Aceh 26 Desember 2004 kadang membayang di sebagaian warga, tapi alhamdulillah dapat kita redakan; laut selatan jaraknya lebih dari 30 Km, ketinggia Jogja dengan laut terpaut jauh, kita lihat saja bukit/gunung di selatan kita, kalo mau tsunami, air mesti melebihi gunung tsb, apa mungkin.

Malam tiba, saatnya persitiwa menegangkan terjadi. Gelap gulita di seluruh perumahan dan di desa-desa sekeliling. Kami bergantian berjaga-jaga mengamankan perumahan. Kadang bersahutan dengan keamanan dari kampung sebelah, masalahnya kita taktahu siapa dia, itulah yang membuat kita deg-degan. Cerita perampokan, penjarahan dll saat gempa sering terdengar, itulah yang kami khawatirkan, tapi alhamdulillah di perumahan kami tak terjadi.

Malam penuh kegentingan tibalah saatnya menimpa kami. Disaat gempa masih sering terjadi, hujan gerimis dan sesekali lebat menerpa kami. Tenda basah kuyup, maklum kami sangat amatiran dan sebisanya. Masuk rumah nggak berani, akhirnya terbagi dalam beberapa kelompok dan tiduran di teras. Begitu hujan lebat masuk dalam rumah tapi pintu dibuka lebar2, ketika gempa terjadi semua berhamburan keluar rumah.

Jika gempa tiada, masuk lagi ke teras dan rumah, gempa berhamburan lagi. Demikian seterusnya. Pakaian kami hampir semua basah, tapi terkalahkan juga dengan rasa kantuk, bahkan saya pun tertidur saat duduk di teras dengan pakaian basah, kena gerimis lagi....
Malangnya nasib kami....

Buat tenda, buat dapur bersama....

Alhamdulillah, walaupun perumahan baru dengan penghuni baru sekira 20-an (total rumah 150an), kebersamaan dan kesigapan telah ditunjukkan semua warga. Semua bahu membahu tanpa ada komando kami membuat tenda, apapun yang bisa dijadikan tenda kita berdirikan untuk tempat berteduh bersama, karena semua takut masuk rumah. Soalnya, gempa susulan masih sering terjadi dengan kekuatan yang masih cukup besar dan relatif sering.

Kita buat tenda di jalan masuk utama masuk perumahan yang memang sangat2 lebar. Taklupa, karena masih pagi, ibu2 juga dengan sigap segera mbuat dapur umum mbuat masakan, stok2 bahan makanan di dapur masing2 diangkut ke tenda. Alhamdulillah persaudaraan kami semakin erat. Makan pagi-tengah hari-dan makan malam bersama dengan makanan dan lauk seadanya.

Saya sengaja tidak membawa istri pulang ke Wonosobo karena ingin menikmati kebersamaan kekeluargaan diantara sesama warga perumahan. Terpikir jika disaat semua tetangga bahu membahu membuat tenda, bahu membahu mengamankan rumah, masak saya malah pergi meninggalkan mereka semua. Sebagai penghuni pertama, rasanya kok nggak bertanggungjawab kalo mau berbuat begitu. Ya, seharian dan semalaman, kami se-perumahan tidur dalam tenda.

Gempa.... istriku gimana ?????

Saya kehilangan kontak istri yang sendirian di rumah dan beribu perasaan menghantui apa yang terjadi dengan istri saya. Melihat orang2 berkumpul hati ini semakin sedih, ada apa yang terjadi. Melihat ada tetangga yang menatapku di dalam taxi, seolah ingin menyampaikan sesuatu, waduh hati ini sedih kabar apa.

Alhamdulillah, sesampainya di rumah, terjawablah sudah kesedihanku. Istriku dalam keadaan sehat walaupun agak takut dan trauma untuk masuk kedalam rumah. Ternyata saat gempa dia terperangkap di dalam rumah, nggak bisa membuka kunci rumah, tapi mungkin demikianlah cara Allah menyelamatkan. Soalnya, dinding pagar teras depan kami roboh, jika saat yang bersamaan istri bisa keluar rumah lewat tempat tsb, saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi.

Ya Allah, hari ini telah engkau selamatkan kami dari kematian, smg kami bisa mengambil hikmahnya dan menjadi hamba yang bersyukur dan semakin berserah diri kepada-Mu ya Allah, amien. Mobil kami alhamdulillah di garasi bagian dalam dan terbebas juga dari robohnya dinding pagar depan.

Kami segera ngubungi keluarga sebisanya sebelum batre HP habis, yang bisa ditelpon alhamdulillah, kalo nggak bisa ya cukup sms saja, yang penting mengabarkan bahwa keadaan kita sehat dan selamat, gakperlu gelisah.

Gempa Jogja 5.9 SR

27 Mei 2006 jam 6 pagi
Gempa bumi 5.9 Scala Richter melanda Yogyakarta.
Kami warga Jogja dan disekitarnya pagi ini jam 6 digemparkan dengan adanya gempa. Saat itu kami ber-4 (SND, AY, IH, NSW) dosen Teknik Elektro UAD semalam tidak pulang dan lemburan di kantor/kampus III lantai 2 untuk finishing membuat proposal PHK A2.

Awalnya kami taktahu ada apa, tiba2 guncangan hebat terjadi dan listrik seketika padam, untuk karena temen2 pada sigap langsung mengucap; “gempa.....lari keluar.... turun ke halaman”. Alhamdulillah, mlm itu AY dan NSW yang awalnya tidur, saya dan IH yang memang blas gak tidur, sehabis sholat shubuh semua di dalam 1 ruangan menghadap komputer untuk mencermati bersama proposal yang telah kita buat.

Begitu guncangan hebat terjadi, kami semua berhamburan keluar dan turun ke lantai dasar. Tampak pecahan genting beterbangan dan berserakan, alhamdulillah kami ber4 selamat takada kena satu apapun yang melukai. Bangunan kampus lantai 3 hampir semua roboh. Kami semua bergegas pulang untuk mengetahui kondisi keluarga dan rumah masing2, kita tinggalkan pekerjaan proposal.

Dalam perjalanan pulang, saat itu saya gakbawa mobil ke kampus (saya awalnya diboncengin IH, lalu naik taxi), kami lihat betapa hebatnya kekuatan gempa yang barusan terjadi. Banyak rumah roboh, pohon tumbang, debu2 mengepul, kendaraan terperosok, orang2 bergerombol dalam suasana tegang, ya tegang banget. Suasana semakin takmenentu ketika komunikasi via HP juga takbisa dilakukan.

Kami takmenduga dan mengira bahwa ini gempa tektonik. Soalnya dalam bulan2 terakhir ini, kami disibukkan dengan berita semakin meningkatnya aktivitas gunung Merapi Sleman (utara Jogja) yang mengeluarkan lahar dan diperkirakan bisa sewaktu2 meletus. Eh, info terakhir ternyata ini gempa berpusat di Bantul (selatan Jogja).

Setelah evakuasi dan pendataan korban berhari2 dilaksanakan, tercatat korban tewas lebih dari 6000 orang. Alhamdulillah, perumahan kami semua selamat, cedera yang haus ke RS pun tiada. Kalo kampung sebelah, denger2 ada 5 orang yang meninggal tertimpa bangunan rumah.

Saturday, December 31, 2005

Mengundurkan diri dari PHK A1 TE UAD

Tahun 2005 ini saya lewati dengan penuh kesibukan yang sangat luar biasa, baik urusan pribadi tentang pernikahan maupun urusan kantor (kaprodi maupun ketua A1). Biasanya rapat Prodi hari Senin minggu ke-1 dan ke-3, sementara rapat A1 minggu ke-2 dan ke-4, begitu seterusnya.

sMaka saya putuskan, tahun 2006 tongkat kepemimpinan A1 saya serahkan IH yang selama ini bg bendahara dan juga tim think thank inti memang sangat concern dan tahu banyak. Saya akan fokus di Prodi dan mempersiapkan tim untuk membuat proposal PHK A1 untk tahun anggaran 2007-2009 sbg kelanjutan dari A1 2005-2006

Sunday, September 11, 2005

11 Sept 2005: MENIKAH

TERLALU BANYAK CERITA KEBAHAGIAAN

Thursday, August 25, 2005

Dapet SK Akre B utk TE UAD

Alhamdulillah, dengan penuh perjuangan akhirnya dapatlah kita AKREDITASI B.
Jayalah TE UAD.

Baru pengalaman sekali mengajukan akre langsung dapat B, maknanya SK berlaku utk 5 th, kalo C cuma 3th.

Kita siapkan yang terbaik kedepan, semoga 2010 akre bisa bertahan syukur meningkat, amien,.

jazakallah kk utk semua tim dan semuanya

Thursday, May 5, 2005

Penghuni Pertama Perum CGI

Sebagaimana cerita yang telah terjadi, urusan rumah dan perumahan ternyata memang njlimet dan banyak molornya. Demikian juga perumahan kami, awalnya dijanjikan Januari, lalu Pebruari, April, .....

Namun demikian alhamdulillah bulan Mei ini, rumah kami sudah benar-benar tampak siap ditempat, kecuali 2 hal; yaitu sumur masih terlalu dangkal airnya dan belum ada pompa air, sedangkan jaringan listrik sudah terpasang tapi belum ada arus.
Teringat janji developer yang selalu molor, sementara saya sudah selalu bersabar untuk berkali-kali menunda untuk segera menempati rumah baru, mungkin salah satu cara untuk menekan developer agar segera menepati janjinya adalah SEGERA TEMPATI RUMAH walau dengan kondisi seadanya.

Akhirnya benar, Mei ini saya menempati rumah baru saya, dengan segala kondisi dan situasinya;
1. Tanpa pompa air, saya teringat masa kecil menggunakan anugerah tangan untuk menimba air di sumur.
2. Tanpa listrik, saya kontak petugas lapangan minta 1 sumber listrik darimana datangnya, walau hanya saya gunakan untuk satu lampu penerang.
3. Belum ada pagar sekeliling rumah, serasa hidup di tengah hutan, dengan suara jangkrik yang menemani.

Alhamdulillah selama lebih kurang sebulan menjadi penghuni pertama dan satu-2nya, selamat dari orang jahat maupun hantu jahat hehehe.
Penghuni selanjutnya alhamdulillah mulai berdatangan; Mbak Yeni TU UAD di C-30 dan Pak Indra (dosen STTNas) di D-6.

Saturday, January 1, 2005

Latihan jadi pejabat kecil2an

Tahun 2005 ini bakal menjadi tahun sibuk bagi saya. Selain memiliki amanah mengetuai tim utk menjalankan program2 yang telah kami rancang dalam proposal A1, saya juga mendapat amanah baru sebagai Kaprodi.

Ceritanya saat akhir tahun 2004, saat saya dan IH mengikuti pembekalan bagi calon penyelenggara PHK Depdiknas di Hotel Novotel Solo, dilakukan pemilihan Kaprodi secara serentak di UAD. Tercatat Kaprodi baru yang terpilih di FTI adalah Zahrul (TK), Ani (IND), Rusydi (INF), dan Sunardi (TE).
Bismillah melangkah.....

Wednesday, October 6, 2004

Menyusun proposal PHK A1 2005-2006

Akhir 2003 sudah ada keputusan Dikti bahwa proposal PHK A1 2004-2005 TE UAD dinyatakan gagal....wah sedih sangat mendengarnya. Di UAD yang lolos ada 2, yaitu Teknik Industri dan Ekonomi Pembangunan (EP)....selamat-selamat,....

Namun demikian kami tak putus asa, kami segera berbenah dan mengumpulkan segala perhatian untuk memperbaiki proposal dan akan kita ajukan lagi. Saya ditunjuk jadi ketua tim penyusunan proposal. Kita lihat kembali kelemaha2 yang ada untuk kemudian kita perbaiki dan kita lengkapi sehingga lebih komprehensif.

Bantuan temen2 di Industri dan EP sangat membantu kami, terlebih juga dukungan penuh dari PR 1 (Pak Widodo) yang sering memfasilitasi pertemuan untuk perbaikan kualitas proposal.

Alhamdulillah akhirnya seleksi proposal kami lolos, dilanjutkan site visit (rektorat-dekanat-prodi-tim) alhamdulillah juga lolos.... alhamdulillah, kita berhasil mendapatkan PHK A1 2005-2006 dengan dana 500jt. Kami berjuang bersama Teknik Kimia UAD yang sama2 tahun lalu gagal, tahun ini juga sama2 lolos, alhamdulillah..

Thursday, September 9, 2004

Adik2ku dh dapat tempat kuliah

Setelah kesana-kemari bolak-balik datang untuk searching, daftar, ujian, dll....

alhamdulillah akhirnya bisa mendapatkan tempat kuliah, semoga ini yang terbaik bagi mereka dan masa depan mereka, amien3x.

1. Sukamti (adik ke-7) - DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta
2. Surono (adik ke-8) - S1 Teknik Sipil UNS Solo
3. Titin (putri Lik Sulud) - D3 Kebidanan STIKES Muhammadiyah Kudus.

Alhamdulillah, selamat belajar adik2, semoga sukses hingga lulus dan bermanfaat bagi ummat...

Sunday, August 8, 2004

Takmerasa perlu punya Rumah

Memiliki rumah adalah impian banyak orang, takterkecuali temen2 sekantor. Tapi gaktahu kenapa, saya merasa biasa-biasa aja terhadap kebutuhan yang satu ini, yang aneh siapa ya hehe. Mungkin karena diriku belum berkeluarga sehingga rumah belum menjadi kebutuhan. Sebagaimana sekira pertengahan 2003 ada developer datang ke kampus dengan penawaran rumah di Perumahan, saya blas gaktertarik, apalagi harganya kok mahal ya.

Namun pikiran itu berubah, takberapa lama kemudian ada developer lain datang digandeng UAD melakukan penawaran rumah di Perumahan Cepoko Griya Indah (CGI). Jl. Wonosari Km 9. wah saya jadi tertarik, lokasinya di timur kota, dari/ke Sragen lebih enak. Lagian, ini yang membuat lebih tertarik; DP 20% harga rumah dibayari UAD. Asyik dong.

Akhirnya saya mengajukan diri untuk berminat membeli 1 kavling dan memasukkan berkas untuk seleksi UAD guna mendapatkan bantuan uang DP dengan syarat2 yang telah ditetapkan, diantaranya telah mengabdi 2 th (dosen) atau 4 th (karyawan) dan benar-benar belum memiliki rumah. Alhamdulillah akhirnya disetujui.
Kami memilih kavling yang berderet dan berharap kelak jadi tetangga baik di kantor maupun di rumah, (total UAD ada 30-an) diantaranya;
C-28 Agung Rahmadi (dosen Fisika)
C-29 Sunardi (dosen Elektro)
C-30 Yeni (karyawan Keuangan)
C-31 Suripto (dosen Ekonomi)
C-32 Ardiansyah (dosen Informatika)
C-34 Zaenal (karyawan FKM).

Mulailah saya punya sedikit belajar bagaimana mau punya rumah, mau seperti apa, bahan baku rumah, sering nengok lokasi dan perkembangan bangnan, dst. Saya juga sedari awal menggeser (saat awal masih tahap gambar) bangunan kamar mandi yang sedianya disamping saya minta dibuat dibelakang rumah. Cuma urusan gitu aja juga mesti bayar tambahan 1.5jt wah.wah...

Janji developer; pembuatan rumah akan selesai selama 4 bulan dengan harapan Januari 2005 sudah bisa ditempati.

Sunday, June 6, 2004

Dapat S3 ke Malaysia, blm bisa brkt

Dapat tawaran sekolah dan beasiswa sekolah S3 di Malaysia, tapi belum bisa berangkat. InsyaAllah next time aku penuhi panggilanmu, prof. Jafri

Monday, March 1, 2004

Dapet SK Asisten Ahli

Kata temen2, satu hal lagi yang perlu saya urus adalah jabatan akademik. Saya juga baru mulai mencari info berdasarkan desakan teman2, itu barang apa, untuk apa, kenapa, dan bagaimana ngurus jabatan akademik.

Akhirnya semua saya kumpulkan berkas2 SK, ijazah, dll saya rekap untuk menyusun borang permohonan pengangkatan jabatan akademik dosen. Ternyata ada komponen ABCD yang mesti juga saya perhatikan. Mungkin perlu sekira 6 bulan mulai proses menyusun borang dan melengkapinya, untuk kemudian disidangkan di Senat Fakultas, setelah direvisi (jika perlu) disidangkan di Senat Universitas, setelah direvisi (jika perlu) disidangkan di Kopertis, setelah direvisi (jika perlu) disahkan ke Depdiknas.

Alhamdulillah, akhirnya 01 Maret 2004 ini telah turun SK dari Dirjen Dikti bahwa saya berhak menyandang status dosen dengan Jabatan Akademik Asisten Ahli (AA). O...maknanya sebelum ini saya adalah ATA (Asisten Tidak Ahli) heheeh. Selanjutnya dengan jabatan baru ini juga menyangkut hak dan kewajiban yang berbeda yang melekat padanya.

Oya, berkat ngurus jabatan akademik ini, saya juga baru begitu paham tentang jabatan akademik dan kredit/poin yang diperlukan untuk tiap tingkatan bagi seorang dosen.
1. Asisten Ahli (angka kredit 100/150)
2. Lektor (angka kredit 200/300)
3. Lektor Kepala (angka kredit 400/550/700)
4. Professor (angka kredit 850/1000)

Wah-wah....saya kelak sampai prof gak ya ????
Prof. Dr. Sunardi, S.T., M.T. hehehe keren gakyah

Tuesday, February 10, 2004

Punya mobil, muncul masalah parkir dimana

Saat beli mobil, takterpikirkan. Setelah beli mobil, baru terasa satu kebutuhan tambahan: parkir. Kost saya gak cukup ada ruang parkir, maka saya putuskan untuk ngontrak rumah. Awalnya dah deal dan dah saya kasih DP. Tapi begitu mau saya lunasi, oleh pak Udin saya dicegah, ”bujang sendirian satu rumah, depan kuburan, jauh dari kampus”.

Akhirnya saya dititipkan pada Ahid, sepupu dia (anaknya Mbaknya Pak Udin) yg lagi kuliah Farmasi UGM tapi nempati rumah sendiri. Akhrnya saya ditumpangkan disitu, kebetulan ada garasi mobil dan Ahid hanya bawa motor aja.
Pak udin, Jazakallahu khairan katsiraa....

Saturday, January 10, 2004

Latihan Nyetir dulu

Sekira seminggu setelah beli mobil, saya baru berani untuk minta diajarin nyetir mobil. Awalnya, di lapangan sepakbola, eh dimarahin pemuda karena membuat rumput mati. Ya akhirnya kita pergi, untung emang udah lama dan udah capek hehehe

Minggu kemudian kita ulang latihan nyetir di lapangan yang lain, eh dimarahin lagi, emang gakliat ”Dilarang untuk latihan nyetir!!!” waduh... ya udah pergi lagi, emang udah cukup kok latiannya....

Pelajaran selanjutnya adalah nyetir di tengah jalan raya, wuih.... takut pak...”tenang, kita latihan nyetir ntar jam 12 malam, yang penting menguatkan mentar kita bisa bawa mobil di jalan raya kota walaupun di saat sepi, ntar lama2 siang juga berani”, begitu pak Udin ngajari.

Satu pelajaran selanjutnya, ketika saya merasa sudah enjoy kelihatannya bisa mengikuti irama nyetirnya pak Udin, tiba2 pak Udin maksa saya menggantikan saat jalanan kota masih ramai dan padat, tapi alhamdulillah semua sukses terlewati.

Alhamdulillah gakpernah sampai nabrak benda keras, mobil ataupun orang. Setelah merasa bisa, saya berani membawa ke Sragen di malam hari, tapi untuk jaga-jaga kalo ada apa-apa yang akdiduga, saya pertama kali nyetir ke Sragen membawa Agus Himmawan Utomo (dosen Filsafat UGM) untuk menemani.

Kata pak Udin; ”Orang nggak lulus SD aja banyak yang bisa nyetir mobil, masak dirimi yang lulusan S2 ITB kalah”..... walah, sindirannya sangat menohok dan memacu saya utk sgr bisa.

Thursday, January 1, 2004

Alhamdulillah beli mobil

Sekembalinya dari ITB, sebagaimana kebiasaan di Bandung, taktahu kenapa saya sangat malas naik motor, nggakmau mikir megang stang rasanya, akhirnya saya naik bus saja tiap hari kemana-mana.

Akhirnya saya putuskan beli mobil aja biar praktis dan tidak tergantung bus kota Jogja yang tidak sebanyak dan senyaman di Bandung. Mudik ke Sragen pun juga semakin mudah dan bisa sewaktu-waktu, tengah malam sekalipun. Sering misalnya sabtu tengah malam balik ke Sragen, Senin pagi sehabis Shubuh ke Jogja.

Karena bujang saya beli sedan aja yang kecil, lagian juga enak dipakainya. Saya beli Mobil Sedan Ford Laser tahun 1992 seharga 20.5jt. Hunting mobil ditemani Pak Mushlihuddin (Pak Udin) dengan beberapa kali lihat info dan tawar menawar. Lagipun saya taktahu tentang mesin apalagi, nyetir aja belum bisa, lho kok mau beli mobil....Takpa, yang penting beli dulu, ntar kalo dah punya mesti berusaha bagaimana caranya agar bisa memakainya.

Saya beli dari orang di Jl. Wonosari Km 8 dan minta diambilkan Pak Udin dan istri beliau dan minta tolong untuk dibawa dan dirawat dulu, soalnya saya belum bisa nyetir. Pak Udin pula yang telah mengantarkan diriku ke Sragen untuk menunjukkan pada orangtua mobil yang pernah saya beli.

Friday, December 12, 2003

Pertama opname (mdh2an takpernah lagi)

Taktahu karena apa, suatu malam seluruh badan terasa sangat panas. Saat di kost Janti, pagi hari saya minta diantar Pak Maryudi untuk periksa di PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dokter mengatakan, saya ada gejala demam berdarah, tapi masih perlu pemeriksaan lebih lanjut dan mengharuskan saya opname, waduh...

Seumur2 saya belum opname, saya nggak mau opname, bahkan minum obat pun terakhir kali seingat saya dah 6 tahun lalu, yaitu tahun 1998 saat demam tingi malam menjelang pulang dari kerja praktek di PT Badak Kaltim. Dokter menakut2i (mungkin bagi dia secara medis saya memang bener2 harus opname), kalo tidak mau opname harus menandatangani surat yang menyatakan tidak akan menuntut rumah sakit jika ada apa-apa kejadian yang lebih parah, waduh…..Okelah, akhirnya saya nyerah dan mau opname.

Malu rasanya diri ini tergolek lemah di bangsal rumah sakit, ditengok temen2, sakit apa,
kenapa, …… Alhamdulillah setelah sehari kondisi semakin baik, dan seolah tidak perlu lagi memperpanjang tidur di rumah sakit, tapi dokter tetap menyarankan tunggu beberapa hari lagi. Saya akhirnya mengundang adikku Suranto yang saat itu di Sragen untuk menemaniku di rumah sakit, tapi sudah saya pesan jangan bilang sama bapak-ibu kalo saya sakit.

Pada hari selanjutnya, saya tidak dapat kepastian dari rumah sakit dan dokter tentang sakit apa sebenarnya diri ini. Demam berdarah akhirnya tidak terbukti, tapi sakit apa belum tahu. Saya sudah merasa sembuh tapi belum boleh pulang, sementara saya sudah sangat suntuk banget. Akhirnya saya minta Suranto untuk menggantikan saya nunggu tempat tidur jadi pesakit, saya pengin keluar rumah sakit, naik bus mau ngantor di kampus.

Setibanya di kampus, ketemu sama temen2 seneng rasanya. Tapi, taklama kemudian ketahuan sama pak Dekan Muchlas, saya dimarahi dan langsung dipanggilkan sopir dan mobil untuk mengembalikan diriku ke rumah sakit biar betul2 sehat dulu baru beraktivitas di kampus.

Akhirnya saya boleh pulang dari rumah sakit, alhamd lega rasanya walau taktahu sebenarnya kemarin itu sakit apa dan apa sebabnya.

Tuesday, December 2, 2003

Kost pindah ke Janti

Karena kost lama di P Rusydi (perumahan dosen di belakang IAIN) akan dibongkar dan dibangun untuk perluasan gedung kampus, maka kembali diriku homeless.

Saya akhirnya pindah ke Janti, alhamdulillah yang punya rumah punya usaha cuci baju (laundry), maka muncullah jiwa pemalas saya, mungkin berawal inilah malas yang satu ini dapat penyaluran hehehe.... gakmau nyuci dan nyetrika

Tuesday, September 2, 2003

Kost di belakang IAIN, ngantor naik bus kota

Sementara saya kost di belakang IAIN Sunan Kalijaga Jogja, rumah dinas keluarganya Pak Rusydi Umar (dosen Inf UAD), tepatnya rumah dinas bapak beliau yang profesor di IAIN. Kost berdua dengan Pak Usman dari IAIN Mataram NTB yang sedang ambil S3 di IAIN.

Selama 3 tahun di Bandung boleh dikatakan suangat jarang naik motor, memang gak punya dan gak berniat beli, lebih ngandalkan jalan kaki atau naik angkot. Sesampainya di Jogja, kebiasaan tersebut susah saya hilangkan, malas naik motor dan lebih suka naik bus kota. Padahal bus kota di Jogja beda dengan di Bandung.

Bus relatif jarang dan interval antar bus agak lama, sudah gitu naik-turun bus tidak di depan kampus atau kost, jadi kurang fleksibel. Udah gitu, tetep aja menikmati tanpa motor. yah begitulah...

Monday, September 1, 2003

Kembali Aktif jadi dosen UAD

Balik ke UAD, saya seolah jadi orang asing kembali, dulu belum begitu kenal dengan orang2 lama, sekarang sudah bertmbah banyak orang2 baru. Walaupun sering mampir ke
UAD jika pas balik Jogja, tapi tetap aja tidak begitu hafal dengan orang2 yang ada.

Tibaah saatnya saya mulai mengenal dan bekerjasama dengan mereka semua. Saat balik, pimpinan sudah ganti semua. Kaprodi pak Anton. Dekan Pak Muchlas (TE), PD1 Pak Dwi (TIND), PD2 Maryudi (TK, th 2000 masuk UAD seangkatan dengan diriku), PD3 Pak Anwar (TK).

Salah satu yang saya kerjakan adalah mengurus status saya; masih dosen atau tidak hehe. Saya memang tidak tahu dan mungkin memang tidak mau tahu tentang status saya selama ini. Akhirnya saya menghadap PR II (Pak Subardjo) dan kemudian saya diberi SK pengangkatan sebagai dosen tetap Yayasan dengan NIY (Nomor Induk Yayasan)....o..baru tahu sekarang.

Demikian pula, sewaktu lulus S1 golongan saya IIIa, sekarang karena sudah lulus S2 dinaikkan di golongan IIIc. Ternyata, ada banyak hal2 yang berbeda antara lulusan S1 dan S2, tentu terkait hak dan kewajibannya.

Selain langsung aktif mengajar kuliah, saya juga diminta membantu tim untuk menyusun proposal Program Hibah Kompetisi (PHK) A1 2004-2005 yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti Depdiknas dengan dana 500juta utk 2 tahun. Saya juga mesti belajar apa itu PHK, bagimana cara dapat, ada proposal, site visit, monev dll. Ok, yang penting sekarang adalah membantu team A1 TE UAD buat proposalnya (evaluasi diri, usulan program, kebutuhan anggaran).

Saturday, August 16, 2003

Istirahat 1 semester di Bandung

Setelah pendadaran bulat Januari, Wisuda bulan Maret, saya masih tinggal di Bandung selama 1 semester. Saya ijin Pembantu Rektor I (Pak Widodod, dulu Dekan saya waktu minta ijin sekolah) untuk tinggal di Bandung menyelesaikan beberapa urusan, sekalian nunggu proses penerbitan ijazah selesai.

Memang ITB aneh, wisuda Maret tapi ijazah jadinya 6 bulan kemudia, kok bisa lambat begitu ya, mestinya khan saat wisuda ijazah langsung diberikan, sehingga bisa segera pulang untuk melamar pekerjaan atau urus kenaikan pangkat, tapi tahulah....

Di Bandung saya nikmati masa-masa istirahat setelah sibuk kuliah 2.5tahun, sambil menemani temen2 yang masih berjuang mengerjakan thesis, terutama Ananto temen serumah, juga saya masih mengajar di STMIK ”AMIK” Bandung hingga Agustus 2003.
Begitu ijazah selesai, legalisir selesai, saatnya saya balik kampung, kembali mengabdi di UAD

Friday, June 6, 2003

Tour Jateng (utara) hingga Jatim (selatan)

Tour dimulai lagi dengan Agus Ristono pakai Honda WIN.....

Berangkat habis shubuh di Sragen menuju Purwodadi, lalu dilanjutkan terus ke utara menuju Pati nginap di rumah temen dosen Teknik Industri UPN Jogja (pak Sutrisno).

Perjalanan paginya dimulai lagi menyusuri Rembang dan hutan jati kab Blora, kemudian singgah di Perhutani Cepu, nginap di rumah Pujo Sumantor (kehutanan UGM 94, temen Budi Mulia).

Paginya melanjutkan perjalanan melewati Ngawi istirahat di rumahnya cak Rahmat. Lalu Madiun-Jombang-Kediri-Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek-Ponorogo-Ngawi-Sragen.

Monday, May 5, 2003

Tour Jawa bagian selatan (DIY-Jateng-Jatim)

Ada kesempatan, jalan-jalan lah......

Itulah yang saya alami. Waktu itu lagi hobi tour pake motor, boncengan pake motor win "pegawai bank BRI" milik Agus Ristono.

Berawal dari Jogja sehabis shubuh, kita menuju Wonosari, lalu singgah dan menyisir semua pantai yang ada di Gunung Kidul, pantai selatan Jawa dari Barat ke Timur arah Wonogiri; Pantai Baron, Kukup, Drini, Krakal, Sundak, Wediombo, Sadeng.

Perjalanan dilanjutkan ke Giritontro Wonogiri, lalu ke Timur hingga berbatasan dengan Jawa Timur di kota Pacitan dan Ponorogo. kemudian mbalik ke ke utara-barat melalui Madiun, Ngawi, Magetan, naik gunung Lawu, turun di Karanganyar.

Sementara istirahat dulu jalan2nya, meluruskan badan menambah energi utk jalan2 berikutnya.

Tuesday, March 11, 2003

Akhirnya bisa juga lulus Master

Alhamdulillah, akhirnya bisa juga lulus S2, tepatnya Magister Teknik (MT).

Tuesday, March 4, 2003

Temen2 S2 SIT TE ITB 2000

Mengngat Temen2 S2 SIT ITB 2000, asal dan kerja

1. Ahmad Fauzi “Hegel” (S1 TFisika ITB)
2. Ananto Pratikno (S1 TE UNDIP, Nokia)
3. Andi (S1 TE STTTelkom, dosen STTTelkom pindah Nokia)
4. Andri (S1 TE ITB)
5. Cahyo (S1 TE Petra, Nokia)
6. Dina Angela (S1 TE Maranatha Bdg, dosen Univ STHB Bdh)
7. Hartis (S1 TE ITB, Nokia)
8. Jarot Sugiharto (S1 Fisika Elins UGM, PTDI)
9. Kalvein Rantelobo (S1 TE Unhas, dosen Nusa Cendana Kupang)
10. Muhammad Fauzi (S1 TE ITB, Nokia)
11. Noval (S1 TE ITB)
12. Sulwan Dase (S1 TE Unhas, dosen Poltek Makassar)
13. Sunardi (S1 TE UGM, dosen TE UAD)
14. Taviv Sutisna (S1 TE ITS, dosen Poltek Bdg)
15. Vimtakhul Azis (S1 TE ITS, dosen Univ Bengkulu pindah Nokia)

Monday, September 9, 2002

Penjelajahan Jawa Barat dimulai

Semester 4 telah berlalu, semester 5 tinggal mikir ngulang kuliah yang dapat C atau D, serta nggarap thesis.

Banyak waktu berlalu dengan kosong pikiran, kadang nggak mood belajar dan belum mood nggarap thesis, makan semester ini selain memulai rutinitas maen badminton nyewa lapangan berbayar, boleh dibilang juga sebagai awal mula kisah penjelahan, terutama Jawa Barat. Selain saya dan Ananto, ada anak lelaki bu kost (a' Yadi), juga temen kost baru dari UPN Jogja, Pak Tri dan pak Agus Ristono (ternyata temen seangkatan SMAN 1 Sragen lulus 1993, lalu ambil S1 Elektro STT Telkom). Ditambah lagi Cak Rahmat (yang menempati kost lama saya di depan pasar sadang serang, rumah pak rahmat pula namanya).

Diantara perjalanan-perjalanan heboh adalah (detail di postingan lain);
1. Daripada takda kerjaan, yuk jalan2 ke Tangkuban Perahu, sekarang juga, jangan tunda2.
2. Yuk ke Puncak, ntar langsung berangkat setelah menghadiri acara nikahan anaknya bu kost (rencana ke puncak aja), tahunya langsung mbablas ke Bogor, lalu ke Sukabumi bermalam disana, Pelabuhan Ratu......

Wednesday, December 12, 2001

sem4 kehilangan teman ke Jerman

Saat mengakhiri semester 3, saya kehilangan teman seperjuangan kuliah dan temen kost baru yaitu Vimtakhul Azis dan Johar (Elektro-Kontrol 2001), kakak kelasnya Azis dulu di Elektro ITS yang akan mengikuti program kuliah lanjutan di Jerman, wah saya ketinggalan kereta karena seleksi diadakan saat saya masih di Caltex Riau.

Alhamdulillah, kost saya yang baru ini telah memberangkatkan 3 mahasiswa merampungkan S2nya di Jerman. Semester sebelumnya yang sudah berangkat ke Jerman adalah temen seperjuangan saya (masuk UAD bareng 2000, masuk S2 ITB bareng 2000) yaitu Suhendra (Teknik Kimia).

Gaktahu nih, yang masih ditinggal disini tinggal saya dan Ananto, mungkinkan juga dapat kesempatan keluar negeri???? tunggu jawabannya kelak dikemudian hari, insyaAllah, semoga bisa juga, amien.

Friday, August 17, 2001

Cari alamat, taunya cuma nomor telpon (tp rusak)

Sungguh pengalaman yang luar biasa dan pantang menyerah.

Beberapa hari sebelum berangkat, setelah ada kepastian dapat tiket kapal, saya sudah kontak temen lama di Padang, yaitu kak Susi. Kita dah janjian untuk ketemu dan akan dijemput di pelabuhan, maklum saya belum tahu sama sekali pulau Karimun. Komunikasi kami lakukan melalui nomor telepon rumah orang tua dia, sedang dia belum ada HP.

Sedihnya, malam sebelum berangkat jika menelepon rumah dia, selalu gak ada yang ngangkat padahal ada nada sambung. Masak satu rumah pergi semua sich. Apa mungkin teleponnya rusak ya. Komunikasi selalu saya coba hingga pagi menjelang berangkat, selama perjalanan di kapal, tapi hasilnya nihil. Padahal saya nggak punya alamat dia, tahunya cuma nomor telepon rumah. Sebelumnya gak kepikiran minta alamat karena dia dah janji akan menjemput di pelabuhan. Perjalanan terus berlanjut dengan ketidakpastian dan kebingungan kami, terus nanti mau kemana sesampainya di Karimun.

Akhirnya, pendaratan itu tiba waktunya. Saya coba menyisir pelabuhan, kak Susi tidak kami temui. Putus asa rasanya, bagaimana nie.... Langsung cari kapal ke Batam? atau cari penginapan di Karimun? Terbayang gak enak jadi orang ilang.

Disela-sela kebingungan memutuskan, teringat diriku kalo gaksalah dulu saat ngobrol pernah denger2 alamatnya ada di jalan Pertambangan, nomor berapa gak tahu, daerah mana gaktahu. Satu Pulau Karimun cuma tahu nama jalan, susah juga ya, itupun iya kalo bener.

Biar tampang pendatang dan tampang kebingungan tidak tampak oleh banyak orang, saya dan Giyanto naik ojek; Jalan Pertambangan, Bang !. Nomor berapa? waduh,... spontan 25 Bang..asal saja saya sebut.

Taktahunya ketemu rumah makan dan bukan alamat yang kami tuju. Hari semakin sore, kami masih bingung. Inget diriku orang Elektro Telekomunikasi, ada nomor telepon rumah, berarti ada dalam daftar telepon rumah berupa Yellow Pages..... pergilah kita cari Wartel, pinjam Yellow Pages. Disitu ada list nama, alamat, dan nomor telepon.

List tersusun urut abjad nama, padahal tahunya nomor telepon, mesti yang tertulis nama orangtua Kak Susi dan saya taktahu namanya. Wah, perjuangan belum berakhir. Siapa tahu rejeki saya, semoga ada pertolongan Allah, saya lakukan dengan sabar. Saya coba cari satu persatu urut nama dan cocokkan mana nomor telepon yang sesuai dengan yang saya bawa.

Alhamdulillah, Allah beri pertolongan, ketemu......... Untung nama yang saya cari inisial H, tidak Z. Bersyukurlah kami berdua. Ada nomor telepon saya dapatkan, beserta nama dan alamat.

Segera tanya penjaga wartel untuk sampai pada alamat tersebut, naik angkot, asal diturunkan di kampung yang dituju karena nomor urut rumah tidak beraturan. Walah, lagi-lagi perjuangan belum berakhir.....

Jalan kaki kami lakukan cari nama dan alamat, alhamdulillah akhirnya ketemu. Ternyata, Kak Susi sudah menunggu di Pelabuhan berjam-jam yang lalu hingga akhirnya pulang setelah kami istirahat dan disuguh makan, subhanallah....

Tentang telepon rumah, ternyata akhirnya ketahuan, memang telepon rusak sejak kemarin, tak ada nada dering, misal ada diangkat tak ada dengar suara. o.... begitu tho..

Jalan2 ke Batam dan Tanjung Balai Karimun

Petualangan dan aroma jalan-jalan tak pernah hilang....

Saat CPI ada libur bersama 4 hari, segeralah pikiranku mencari tujuan kemana jalan-jalan yang diinginkan. Terdekat dengan Riau seperti Medan dan Padang sudah, lalu terpilihlah Tanjung Balai Karimun dan Batam.

Teringat diriku akan Giyanto (alumni TP UGM, temen PPBM) saat ini belum bekerja dan sedang berada di Rumbai, Pekanbaru. Saya ajaklah dia jalan2, semua biaya saya bayarin dech.

Perjalanan dari Duri selepas shubuh, naik travel ke Dumai (include tiket kapal), dilanjutkan naik kapal Dumai-Tanjung Balai Karimun (singgah di Bengkalis dan beberapa pulau kecil) sekira 4 jam. Karena belum pernah, sering setiap kapal singgah saya tanyakan ini pulau apa. Alhamdulillah akhirnya sampailah kami di pelabuhan Tanjung Balai Karimun. (ketemu Kak Susiyanti, ketemu di Padang 1999, tahun 2000 dia dan ibunya ngantar adik Shinta kuliah di UAD).

Kami sehari menghabiskan waktu jalan2 dan menginap di Karimun, dilanjutkan jalan2 sehari semalam di Batam. (ketemu Mas Ahmad Fathoni, kakak kelas Elektro UGM 93).

Friday, June 1, 2001

Pilih Sekolah atau Kerja??

Juni-Oktober 2001
Bingung, Sekolah tp Dipanggil kerja

Saat akan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) sem3, tiba-tiba saya dikejutkan adanya fax ke bapak di Sragen, bahwa saya disuruh segera ke Fakultas Teknik UGM untuk ditempatkan kerja. Tak begitu jelas apa yang dimaksud dengan fax ini, maka saya pulang ke Sragen. Ternyata PTCPI sedang membutuhkan seseorang utk ditempatkan di IT Duri Riau, karena saya dulu pernah apply (mungkin 1999) masuk dalam waiting list, maka saatnya saya dipanggil berangkat kesana, o... gitu tho.

Setelah kontak UGM, maka saya langsung dikontak PT CPI untuk negosiasi kapan saya akan bisa bergabung kerja disana, sehingga memudahkan pengurusan transport pesawat yang akan diurus semua oleh UGM dan akomodasi yang disediakan di Riau, waduh jadi bingung nih.

Ini adalah tawaran pengalaman saya kerja di industri. Saya ragu saya ambil atau tidak tawaran ini, rasanya kerja di industri berat dari sisi waktu (terkekang tidak sebebas dosen) walaupun gajinya memang jauh lebih banyak.

Saya hanya sedikit dikasih waktu utk memutuskan, akhirnya saya putuskan bismillah saya ambil kesempatan ini. Jika nanti krasan dan kepenak, itulah yang saya cari. Jika ternyata emang tidak mengenakkan, maka saya akan kembali menyelesaikan S2 saya dan kembali mengabdi jadi dosen.

Harusnya diminta awal April saya gakbisa, Mei gakbisa, akhirnya disepakati 1 Juni sampai di Riau. Kalang kabut akhirnya diriku dibuatnya, UAS segera mulai sementara saya harus segera berangkat. Akhirnya saya nego sama teman2 dan dosen agar ujian-ujian yang ada di bulan Juni (mungkin ada 3 atau 4 mata kuliah) dimajukan di bulan Mei.

Teringat, 31 Mei sore masih ujian di ITB, malam naik travel ke Jogja, pagi terbang Jogja-Jakarta-Pekanbaru,....weleh2..

Monday, January 1, 2001

Punya Handphone pertama kali

Dosen Teknik Elektro, konsentrasi Telekomunikasi lagi, sedang S2 ITB, tapi tapi ndak punya HP. Gak gaul, gaptek, gakpunya duit, mungkin begitulah untuk menggambarkan hehe.

Saat itu HP memang sudah agak menjamur, merk bervariasi, harga juga bervariasi. Yang menjadi masalah adalah simcard masih mahal, juga tarif SMS atau telepon masih sangat mahal, dan voucher eceran paling murah Rp 50.000. SMS antar operator gak bisa. Awalnya, di Jogja ngandalkan telpon rumah PPBM, di kost Bandung ngandalkan telpon rumah juga. Tapi karena sekarang sudah tidak cukup mengandalkan telepon rumah dan merasa perlu HP, akhirnya saya berniat beli.

Teringat diriku ditemeni Azis beli di Jaya Plaza Jl. Ahmad Yani Bandung. Beli HP 2nd Siemens (type lupa) harga sekira Rp 500ribu. Simcard beli Mentari (Indosat) yang saat itu lebih murah dibanding Simpati (Telkomsel) yang harganya mencapai jutaan.

Jadilah diriku punya HP sekarang, alhamdulillah...

Tuesday, December 12, 2000

Salut; Prof Ahmadi Djajasugita

Salah satu professor yang mengajar kami adalah Prof Ahmadi Djajasugita, orangnya sudah sepuh tapi semangat mengajarnya luar biasa.

Semester 1 beliau mengajar Sistem Antrian sebagai kelanjutan dari Rekayasa Trafik (S1). Beliau mengajar betul2 2 jam kalo 2 SKS dan 1 jam betul kalo 1 SKS, masuk tepat waktu, bahkan keluar kelas melebihi jadwal yang seharusnya,....ckckckc hebat bener...

Teringat satu lagi yang membuat saya kaged sekaligus salut dengan dedikasi beliau. Di akhir pertemuan kuliah terakhir, yang kami kira adalah bener2 kuliah terakhir sebelum UAS (Ujian Akhir Semester), beliau menyampaikan bahwa : "kapan kita adakan kuliah pengganti, seingat saya ada 1 pertemuan yang dulu pernah kosong".....wah-wah kita yg mhs aja dah lupa kalo pernah kosong, eh beliau masih inget dan mau menggantinya di akhir semester. Cocok jadi profesor teladan kami. (kelak beliau jadi Pembimbing Thesis S2 saya).

Tuesday, October 10, 2000

Bolos kuliah Pak Suhartono, ilmu dah gaknyambung

Teringat ketua program Magister SIT; Dr. Suhartono Tjondronegoro.

Beliau orangnya sangat ideal sebagai dosen, pinter dan menguasai aplikasi dan banyak pengalaman. Kuliahnya sangat berat tapi mampu disampaikan dengan bahasa yang nyambung, istilah-istilah atau fenomena dalam teori mampu beliau jelaskan secara detail filosofinya, istilahnya kita dituntut selalu paham; "kalo begini, arti fisisnya apa".

Saking menikmatinya kuliah dengan beliau, saking susahnya juga menangkap materi, maka kita perlu berulang dan semangat belajarnya. Beliau sangat hafal siapa-siapa mahasiswanya, siapa-siapa yang kemarin mbolos, siapa-siapa yang hari ini tidak hadir. Kalo mbolos, beliau kadang menanyakan; "kemana kemarin kelihatannya tidak ada", jadi malu dekh kita.

Yang lebih penting lagi adalah, ketika kita mbolos sekali, serasa pertemuan selanjutnya jadi ndomblong, tidak paham karena ada sesuatu informasi yang terputus...wah, jadinya mikir2 kalo kalo mau mbolos, sekali mbolos nggak paham bahasan berikutnya.

Beliau Semester 1 mengajar MK Pengolahan Sinyal Digital (PSD) dan kelak PSD lanjut, MK yang sangat sulit bagi kami. Seminggu masuk 2 kali (2+1), karena ini kuliah S1 maka dalam KRS kami hanya diakui 2 SKS tapi tetep masuk kuliah 2 kali pertemuan seperti anak S1.

Sunday, September 17, 2000

Pengalaman pahit dikerjain teman

Naik Kereta; Dikerjaan Pak Udin dan Rusydi

Waktu itu kami kuliah awal-2 di ITB. Suatu ketika mau balik ke Bandung dari Jogja sudah ketinggalan kereta ekonomi di sts Lempuyangan. Pilihan satu2nya tinggal kereta bisnis, itupun pada stasiun yang berbeda, yaitu sts Tugu.

Kejar2an dengan waktu, kami bergegas menuju stasiun Tugu. Tapi kami belum beruntung, tiket dah habis terjual..ckckckck gimana nih, besok ada kuliah pagi....

Ada ide dari pak Udin, pokoknya asal naik kereta aja, ”lha, tiketnya gimana???” aku bingung, ”udah, naik aja” jawab pak udin mantap. Waduh, bingung nih gimana masak gakpunya tiket kok naik. Setahu saya jika naik kereta didapati tidak membawa tiket, disuruh bayar tiket 2x lipat, alamak...

Saya gaktahu skenario apa yang sedang dimainkan temen2. Mereka berdua tidur terduduk diantara gerbong, karena hanya itulah tempat yang kosong, lainya penuh. Saya sendirian gak bisa tidur,....

Plok...plok...plok... suara sepatu sangat berwibawa. Datanglah sang kondektur menagih karcis saya, gimana nih, saya bangunkan kedua temen gak ada yang bangun... kalangkabut jadinya, saya dimarahin petugas, sementara kedua temen seolah mengoda dengan tidur pulas mereka... Kemarahan petugas berakhir ketika pak Udin bangun menjelaskan pada kondektur.

Itulah kemenangan mereka ngerjain saya, dibuatnya saya bahan tertawaan. Duh nasib....

Saturday, August 19, 2000

Kuliah S2 ITB..... pagi-sore full

Tanggal 19 Agustus 2000 mulai kuliah S2 ITB.

Dalam jadwal, kuliah full pagi-sore selama senin-jumat. Taktanggung-tanggung, kuliah S2 Teknik Elektro ITB, khususnya yang mengambil konsentrasi Telekomunikasi memang sangat berat persyaratannya dan proses yang dilalui.

Selain lulusan Telkom ITB, kami diwajibkan mengambil beberapa MK penunjang dan kuliah bareng anak2 S1 hingga total 12 SKS lebih banyak daripada Mhs S2 biasanya (36 SKS). Ngerinya lagi, MK yang pelaksanaannya 3 SKS dihitung cuma 2 SKS, lagian di ITB jika kuliah 3 SKS maka hari ini 2 SKS, besok 1 SKS, bukan digabung sebagaimana di UGM maupun di UAD, weleh2.....Udah gitu, jam keluar-masuk kuliah betul2 ditaati sama dosen, jarang yg korupsi waktu. Hebat rek, senengnya dapat ilmu banyak, dosen berdedikasi tinggi, tapi resikonya capek...takpa, namanya sekolah emang berat.

Teringat, kami mengambil MK Dasar Sistem Komunikasi (DSK) bersama anak2 S1. Kalau di S2 bagi kami tercatat 4 SKS. Ternyata itu adalah gabungan 2 MK, Siskom Analog (2+1) dan Siskom Digital (2+1)..... so, kami kuliah 4 kali dalam seminggu hanya utk MK DSK tsb, weleh2.....

Tapi yah masih mending, walaupun kami gakmungkin masuk kategori 1 (lulusan Telkom ITB, normal wajib ambil 36 SKS, kayaknya ada 2 orang dari 15 Mhs baru), kebanyakan kami termasuk kategori 2 (takperlu Pra-S2 setahun, tapi ambil 12 SKS MK S1), kategori 3 (mesti ikut Pra-S2 selama setahun), atau kategori 4 (tidak ketrima walau Pra-S2 sekalipun).

Yah, dinikmati aja, malahne tambah pinter, emang itu yg dicari dengan cara sekolah.

Monday, August 7, 2000

Mau naik Kereta; nunggu 12 jam

Cerita sedih saat awal-awal di Bandung.

Saat itu selesai urusan registrasi dan cari kost selesai, saya pulang sendirian ke Jogja karena Pak Rusydi ada mampir saudara. Saya mau naik kereta ekonomi di Kiara Condong, karena memang itulah yang tergambar saat itu cara mudah mencapainya.

Saya datang pukul 10 pagi, ternyata jadwal keretapi ke Jogja (Kahuripan, Bandung-Kediri) adanya jam 10 malam......Mau jalan2 dulu ngabisin waktu, bingung taktahu mana-mana, ke rumah temen/saudara, gak ada..

Alamak akhirnya mesti nunggu 12 jam di stasiun kayak orang hilang. Baca koran banyak capek, tidur gakbisa, gonta-ganti kursi aja ngilangin rasa jenuh...Begitulah cerita 12 jam menunggu kereta.

Hunting kost, sedapetnya tp bagus

Cerita cari kost di sadang serang
Cari kost segera, itulah dalam benak kami ketika sudah positif registrasi. Maknanya besok selepas 17 Agustus 2000 kuliah dah dimulai, saya mesti dah ke Bandung dan dah punya tempat tinggal.

Disaat bingung, berdua dengan Rusydi kami tertarik dengan salah satu tempelan iklan liar di kampus tentang ”menerima kost putra, Sadang Serang”. Kita catat dan kita tanya orang dimanakah alamat rumah itu berada. Tanya sopir angkot Cicaheum-Sadang Serang, serasa jauhhh banget nggak nyampe2. Tahu2 angkot berhenti, penumpang turun semua, oh ternyata ini terminal Sdg serang ya. Alhamdulillah, ternyata rumah kost dah keliatan dari terminal, deket banget.

Harga nggakboleh nego, kalo nggak salah Rp 1,2 juta/tahun/kamar. Bagi kita sangat mahal, tapi kita nggak punya alternatif lain, lagian lumayan bagus kok. Okelah akhirnya kita sepakat ambil 2 kamar di lantai 2 bersebelahan.

Enaknya kost ini, kalo mau ke ITB, terminal di depan rumah, mesti dapat tempat duduk, nggak menggantung di pintu.

Friday, August 4, 2000

Alhamd ketrima beasiswa BPPS

Hingga beberapa hari menjelang registrasi Mhs Baru S2 ITB, belum ada pengumuman dari Depdiknas Jakarta maupun dari ITB tentang pengumuman penerima beasiswa BPPS (Beasiswa Program Pasca Sarjana).

Saya, Rusydi Umar, dan Suhendra bingung bukan kepalang bagaimana jika sampai batas waktu akhir pendaftaran pengumuman itu juga belum ada kejelasan. Pakai biaya sendiri, jelas takkuat dan duit darimana. Mau minta dibayarin UAD, kami masih dosen baru tentu tidak diijinkan. Sementara kalau Pak Mushlihuddin yang mendaftar belakangan dan memang sedari awal mengajukan biaya dari UAD ya takda masalah, tinggal registrasi ulang aja.

saat pendaftaran dibuka selama 4 hari, senin-kamis kalo taksalah, berdasar informasi yg didapat dari sumber di Dikti Depdiknas Jakarta, walaupun keakuratannya juga tidak tahu seberapa, Pak Hendra dan pak Rusydi sudah bisa nyimpen lega hati, kerana nama mereka katanya ada dalam list penerima beasiswa Dikti, waduh....maknanya dari 4 orang tinggal saya sendiri yang belum jelas nasibnya.

Seolah masih mengalamai pertaruhan nasib, saya meminjam uang UAD utk bayar SPP dengan janji; jika keterima BPPS maka jadi sekolah dan pinjaman dikembalikan, jika tidak keterima maka tidak jadi sekolah.

Akhirnya, mereka ber-3 berangkat ke Bandung utk registrasi bisa dengan senyum manis, sementara saya dengan senyum kecut.

Alhamdulillah, puji syukur pada-Mu ya Allah, registrasi hari terakhir saya baru berangkat ke Bandung (dengan harapan dengan berjalannya waktu segera ada keputusan), ternyata pagi itu baru saja ditempel pengumuman penerima beasiswa Dikti, alhamdulillah saya salah satu diantaranya....

alhamdulillah jadi sekolah S2 beneran akhirnya diriku

Thursday, June 22, 2000

Pelatihan Manajemen Laboratorium

Hari ini mengikuti Pelatihan Manajemen Laboratorium bersama-sama dengan dosen dan laboran se-UAD di Kampus I.

Alhamdulillah, dapat menjadi ajang silaturahmi dan perkenalan dengan sesama staf UAD yang selama ini saya masih kurang banyak mengenal.

Secara materi pelatihan, hal ini sangat berguna karena dalam semester ini memang saya banyak berkecimpung di Lab, banyak banget MK praktikum yang saya tangani, baik Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Informatika, Fisika, Pendidikan Fisika, Ilmu Komputer, dll

Tuesday, June 6, 2000

Diterima S2 Elektro ITB

Alhamdulillah, dapat surat bahwa saya diterima sbg mahasiswa S2 Teknik Elektro ITB, konsentrasi Sistem Informasi Telekomunikasi.

Padahal dari ujian tulis merasa nggak bisa jawab, apalagi saat wawancara dengan ketua program (Pak Suhartono Tjondronegoro) saya merasa orang paling bodoh dan taktahu apa2.

Apa mungkin memang yang dipilih yang bodoh2 ya hehehe.

Yang belum pasti adalah keputusan diterima-tidaknya permohonan beasiswa BPPS belum ada, jadi ya masih belum gembira betul.

Monday, May 15, 2000

Bingung, Interview S2 UGM bersamaan Ujian Tulis ITB

Bingung, itulah yang saya alami saat ini....

S2 UGM dah lulus ujian, tinggal interview, tinggal selangkah, jadi peluangnya besar. Tapi kok UGM lagi, nanti ketemu dosen yang itu-itu lagi, jalan2 juga cuma jogja lagi. Dah gitu, ntar sekolah masih sambil ngajar.

S2 ITB belum juga ujian tertulis (belum tentu lolos), dah gitu jika lolos ada hadangan lagi berupa interview. Tapi asyik, kuliah di ITB, kampus engineering terbaik di Indonesia, asyiknya lagi: dosen baru, temen2 baru, suasana baru, daerahnya dingin, bebas tugas dari kwajiban ngajar, asyik pokoknya.

Ditimbang-timbang kalo suruh milih jika pasti keterima dua-duanya, ya jelas milih ITB lah....

Setelah berpikir panjang dan diskusi panjang juga dengan Pak Widodo (dekan FTI), akhirnya saya memilih untuk membuka peluang dengan mengikuti ujian tertulis ITB dibanding interview UGM.

Bismillah, mudah2an ini pilihan tepat dan terbaik bagi diriku di mata Allah, amien3x

Wednesday, May 10, 2000

Ujian Tertulis S2 Elektro UGM...... Alhamd Lulus

Tak ingat pasti tanggal, tapi kalo gaksalah bulan Mei 2000.

Ujian tertulis S2 Elektro UGM.... Soalnya kok susah ya, trus njawabnya gimana tuing-tuing..... Kok kayaknya dulu S1 belum dapat materi yang beginian ya, atau pas saya mbolos (itu mah biasa saya lakukan) atau pas kuliah saya tertidur (itu mah juga sering saya lakukan) heheh....

Tapi alhamdulillah, mungkin panitia tahu niat saya, walaupun bodoh tapi niatnya mulia untuk mencari ilmu lagi....

alhamdulillah akhirnya pada suatu ketika pengumuman itu ada, saya dinyatakan lolos ujian tertulis dan tinggal ujian wawancara.... selangkah lagi jadi mahasiswa pasca sarjana (keliatan tua gini).

Sunday, April 30, 2000

Daftar S2 UGM dan ITB

Pendaftaran S2 (gelombang 1) UGM dan ITB yang sedianya ditutup 31 Maret akhirnya diperpanjang jadi 30 April.

Saya coba daftar dua-duanya, berkas diantar langsung. Sedang ITB hanya di-pos-kan saja (disertakan bukti slip transfer pembayaran pendaftaran di Bank). Syarat lain adalah copy legalisir ijazah S1, transkrip nilai, surat ijin rektor, dan CV.

Tinggal nunggu ujian tertulis dan interview. Kayak ngapa ya susahe daftar sekolah S2....Semoga Allah berikan kemudahan dan kelancaran semuanya, amien.

Friday, March 31, 2000

Belum 2 bulan jadi dosen, mau sekolah S2 ???

Jadi dosen UAD baru terhitung 1 Feb 2000, belum juga dua bulan (pada bulan Maret), diajak temen untuk daftar S2.

S2 ???
Awalnya saya gak tertarik sama sekali, kuliah S1 Elektro aja setengah mati, masak mau setengah mati lagi dengan mengambil S2..... Jangan-jangan, setengah tambah setengah jadinya mati beneran hehe.

Teringat saat itu dosen baru yang semangat ngajak sekolah adalah Pak Suhendra (TKimia). Dia pengin daftar S2 TKimia ITB.... Baru tahu juga diriku yang bodoh ini, ternyata ada tawaran beasiswanya. Terbayang sekolah dapat uang, wah senengnya..... akhirnya mau mau mau sekolah lagi....

Terbuka pikiranku, saya sadar walau susah, khan dah ambil profesi sebagai dosen, maka kuliah S2 adalah tuntutan profesi. Akhirnya diriku semangat juga untu daftar sekolah S2.

Saya pilih Elektro UGM (ambil form langsung dan bayar di Pasca Sarjana UGM) dan juga yang lebih penting adalah daftar Elektro ITB (form bisa di-download gratis di internet).

Bismillah,
sekolah lagi semoga tambah pinter, tambah pengalaman, semakin pede ngajar, dan membawa penuh berkah, amien.....

Wednesday, February 2, 2000

Mengenal temen2 dosen UAD

Ada rapat perdana oleh FTI (Fakultas Teknologi Industri) dalam rangka menyambut kami para dosen baru di lingkungan FTI.

Nama-nama dosen yang baru adalah;
1. Elektro-Wahyu Sapto Aji, S.T. (S1 TE UGM 92)
2. Elektro-Sunardi, S.T. (S1 TE UGM 94)
3. Kimia-Maryudi, S.T. (S1 T.Nuklir UGM 92, sedang S2 TKim UGM)
4. Kimia-Endah Sulistyawati (S1 T.Kimia UGM, sedang S2 TKim UGM)
5. Industri-Hani Rochmanudin (S1 T.Industri UII)
6. Informatika-Taufiq Ismail (S1 T. Informatika UAD)

Nama-nama pejabat FTI saat itu;
1. Drs. Widodo, M.Si. (Dekan)
2. Drs. Muchlas, M.T. (Pembantu Dekan I)
2. Ir. Tri Budiyanto (Pembantu Dekan II)
3. Mushlihuddin, S.T. (Pembantu DEkan III)
4. Drs. Wahyu Pujiyono, M.Si. (ketua Jurusan T. Informatika)
5. Rusydi Umar, S.T. (Sekretaris Jurusan T. Informatika)
6. Ir. Dwi Sulisworo, M.T. (Ketua Jurusan T. Industri)
7. Martomo Setiawan, S.T., M.T. (Ketua Jurusan T. Kimia)
8. Drs. Abdul Fadlil, M.T. (Ketua Jurusan T. Elektro)

Nama-nama dosen senior, diantaranya;
1. Dra. Siti Salamah
2. Erna Astuti, S.T., M.T.
3. Imam Santosa, S.T.
4. Ir. Siti Jamilatun
5. Eko Aribowo, S.T.
6. Endah Utami, S.T.
7. Siti Mahsanah, S.Tp
8. Annie Purwani, S.Tp.

Tuesday, February 1, 2000

Mulai jadi dosen di UAD

Aktif jadi dosen UAD

Sejak 1 Feb 2000 saya resmi menjadi dosen Teknik Elektro UAD, walaupun masih masa percobaan. Saat itu Dosen Tetap TE baru 3 orang; Drs. Muchlas, M.T., Drs. Abdul Fadlil, M.T., dan Mushlihuddin, S.T.

Pada tahun ini dosen baru TE ada 2, yaitu Sunardi, S.T. (dari TE UGM 94) dan Wahyu Sapto Aji, S.T. (dari TE UGM 92)

Waktu itu Teknik Elektro masih ada di Kampus 1 Jl Kapas, Semaki. Karena banyaknya mahasiswa akibat perunbahan IKIP Muhammadiyah ke Universitas Ahmad Dahlan, maka beberapa bangunan IKIP Negeri yang persis di sebelahnya saat itu disewa UAD.

Mata Kuliah yang saya pegang ("ampu") satu-satunya adalah Dasar Sistem Telekomunikasi untuk mahasiswa semester 2 (angkatan 1999).

Selebihnya saya membantu di banyak praktikum sebagai asisten dosen di beberapa lab dan praktikum dari berbagai jurusan (Elektro, Informatika, Industri, Fisika, Ilmu Komputer).

Saturday, January 1, 2000

ASBUMI (Asrama Budi Mulia) Condong Catur

Mas Mahfudz Sholihin (kakak santri V, dosen ekonomi UGM) dapat tawaran sekolah S2 ke Australi. Kita dapat berkah, rumah kontrakan di Perumnas Condong Catur diserahkan untuk kita tempati karena sudah dibayar. Daripada empet2an di Budi Mulia, akhirnya kita ngungsi ke kontrakan tersebut.

Alhamdulillah, kita namakan asrama Asbumi (Asrama Budi Mulia), yang nempati para veteran-veteran di kampusnya masing2 karena dah semester tua tapi belum juga lulus, atau para pengangguran (dah selesai kuliah tapi belum dapat kerja), tapi ada juga dosen Ustadzi Hamzah (ushuludin IAIN) dan calon dosen Elektro UAD (Sunardi) hehehe

Friday, November 19, 1999

Teman2 S1 Elektro UGM 1994

Mengngat temen2 seperjuangan
S1 Teknik Elektro angkatan tahun 1994
(mestinya ada 136 nama, tapi banyak yg lupa)
alhamdulillah diberikan list Kang Prapto yang lebih komplit dan detail


Abdullah Trimulyawan (Lintas Artha)
Ahmad Musthofa
Agung Lampung
Agung Priyambodo (XL-jkt)
Agus Kanihatu (Singapore)
Amir Murtono (Indonesia Power)
Angela (Schlumberger)
Arief Effendy (Ericsson-jkt)
Aris Triyanto
Arko
Bambang Dwi Sanyoto
Budi Wayan (Merpati)
Brilianto
Chandra (ketoke Telkom Makasar)
Cin Liong
Erick Estrada (Tripatra)
Erwin (Schlumberger)
Erwin Dodu (Dosen UNHALU)
Fuseng Manre (Telkom Papua, kayane wis manajer)
Harry Prabowo (Dosen Elektro UGM, S3 Jepang)
Indrawan
Iswandi (Dosen D3 TE UGM, S3 Tokyo Institute of Tech)
Jasree Bin Guntis
Jemly FHK (HP Singapore)
Joko Nugroho (Caltex-> Chevron Riau)
Kristianto Andi (McDermott Batam)
Kusnadi (dosen UAJY, S2 Melbourne)
Marsetyono (Indosat)
Marsono
Muhammad Ali (dosen Elektro UNY)
Murtiadi (Indonesia Power)
Nur Ubaya Brata (Plant Manager Charoen Phockpan)
Petrus (dosen USD, S2 Thailand)
Pius Agung
Prapto Nugroho (Dosen D3 Elektro UGM, S3 Jepang)
Rahmat Ali Hakim (Schlumberger, BP)
Rois Mubarok (Niaga, Garuda)
Ruli Turangga (Indosat)
Sigit (Dosen D3 TE UGM, Cork Institute of Tech, Ireland)
Sholeh (McDermott Batam)
Suharyanto (S2 S3 Jepang, dosen TE UGM)
Susan
Tulis Jojok Suryono (BATAN-jkt)
Tumirah (Pemda Batam)
Wahyu (TransTV)
Wahyu Amperawati
Warndo (Schlumberger --> Chevron)
Wisnu (dosen USD, S2 ITB)
Yovi Pandan K (PT Newmont NTB)
Yudi (Dosen UAJY)
Yulianta Ramelan (BI-jkt)
Yusuf (Chevron)

Thursday, November 18, 1999

Wisuda Sarjana UGM

Alhamdulillah, setelah sekian lama menunggu dan berkutat dengan ilmu, waktu wisudaku akhirnya datang juga.

Monday, October 11, 1999

Seleksi UMY tertidur, ...z.z.z.z..

Saat UAD belum ada kabar terakhir diterima atau tidak, ada panggilan seleksi dosen UMY. Tak ada salahnya kesempatan ini dicoba untuk cadangan seandainya di UAD gagal takditerima.

Malangnya, saat itu saya lagi mengkoordinir Pesantren Kilat di Jalan Monjali km belasan (jauh di atas Jogja). Karena sibuk, saat itu terdapat editing Buku Kenangan yang harus segera jadi, maka dari pagi hingga pagi berikutnya saya blaz tidak tidur sedikitpun, praktis badan capek, pegal, dan ngantuk takterhingga.

Pagi jam 8 selesai sudah semuanya, saya bersiap-siap dan meluncur ke kampus UMY di ringroad selatan. Saat itu ujian pertama adalah ujian teori tentang Elektro.

Sambil menahan kantuk ditambah soalnya susah, kaged saat dengar ”klotak...tek tek tek”. Terdengar suara pulpen jatuh ke lantai keramik......Bangunlah diriku.....oh ternyata saya tertidur tho hihi malu aku....walah-walah. [Tak salah jika akhirnya UMY takmemasukkan diriku untuk test tahap selanjutnya, takpa saya mesti ikhlash hehe]

Tuesday, September 7, 1999

Mengikuti Seleksi Calon Dosen UAD

Taklama setelah gambling asal kirim lamaran, saya dipanggil untuk seleksi di UAD. Nah, ini peluang saya jadi dosen telah tiba, saatnya dicoba mengadu nasib.

Waduh, kok ternyata banyak banget saingannya. Saya heran, mereka daftarnya lewat mana. Tahunya informasi ada lowongan darimana. Apa juga gambling asal kirim seperti saya.... biarin lah, sekarang saatnya berkompetisi, siapa yang terbaik dalam pandangan UAD atau bernasib baik, dialah yang ketrima.

Saat itu peserta test dari banyak jurusan. Kalo gaksalah Elektro ada belasan pendaftar. Sistem seleksi diterapkan sistem gugur, bagi yang tidak lolos tahap 1 tidak akan diikutkan lagi tahap selanjutnya.

Test pertama test tertulis, presentasi, wawancara akademik, wawancara keagamaan dan baca al Qur an, dan terakhir komitmen dengan rektorat/yayasan. Alhamdulillah lancar dan tidak gugur hingga tahap terakhir. Semua seleksi telah berakhir sebelum wisuda, harapannya setelah wisuda sudah ada kabar pengumuman ketrima atau diterima hehehe.

[taklama setelah wisuda 18 November 1999 alhamdulillah ada surat yang menyatakan saya diterima dan mulai bekerja sebagai dosen UAD 1 Februari 2000, alhamdulillah....kini saya sudah punya jalan hidup, bukan pengangguran lagi].

Yang special, ini adalah test pertama saya melamar kerja dan alhamdulillah pertama juga diterima kerja. Elektro nerima 2 dosen baru; Wahyu Sapto Aji (alumnus TE UGM 92) dan saya (alumnus TE UGM 94).

Sunday, September 5, 1999

Ada/tiada lowongan, asal kirim aja lamaran

Keinginan untuk segera ada kepastian dalam meniti karir dan melanjutkan perjuangan dalam hidup, menuntun saya coba lirak-lirik alamat kampus islam yang ada di Jogja.

Terbersit keinginan, kalo tidak keterima di PTN, PTS tak masalah yang penting PTS islam sehingga bisa mengabdikan diri secara akademis, tapi dari sisi religius juga dapat suasana yang kondusif untuk menjadi muslim yang baik.

Tercatat dalam target saya ada tiga PTS islam yang besar di Jogja, yaitu UII (Universitas Islam Indonesia), UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), dan UAD (Universitas Ahmad Dahlan, sebelum 1994 bernama IKIP Muhammadiyah).

Sambil cari informasi dan alamat, teringat untuk alamat UAD saya dapatkan di reklame besar di perigaan jalan Kolombo dan Gejayan. Berdasar alamat tsb, saya kirimkan lamaran ke ketiga kampus tersebut.

Respon tercepat saya dapatkan dari UAD, bahwa akan diadakan seleksi. Alhamdulillah, tidak sia-sia asal kirim lamaran walaupun tak tahu ada lowongan atau tidak. Yang penting nglamar ada kemungkinan diterima, kalo tidak nglamar nggak mungkin ketrima hehe.

Lapor dah lulus, ”tapi maaf, saat ini gak ada posisi”

Setelah dinyatakan lulus, dengan berbekal Surat Keterangan Lulus (SKL) saya segera mempersiapkan semua berkas-berkas yang mendukung untuk resmi melamar sebagai dosen Riau, tepatnya melapor bahwa saya telah selesai S1, telah siap untuk diberdayakan mengajar sebagai dosen atau siap disekolahkan dulu. Terbayang dan bersiap-siap sudah akan pindahan ke Riau utk mengajar atau pindahan ke Inggris utk sekolah.

Tapi yang membuat kalangkabut adalah kok jawaban yang saya terima aneh: ”maaf, saat ini gak ada nerima posisi dosen”. Lho-lho gimana nih, dulu buka pendaftaran calon dosen, dikasih beasiswa, setelah lulus gakmau nerima, siapa yang salah nih... Sedih banget mendengar kabar ini, rencana yang telah terbayang jadi berantakan nich.

Mulailah ketidakpastian itu muncul, kemana akan melangkah. Akhirnya, bersama teman2 menjadi jobseeker, cari-cari pengumuman lowongan kerja di surat kabar maupun di kampus (Jurusan, Fakultas, Universitas). Semua lowongan kerja yang sekiranya kualifikasi lulusan S1 Teknik Elektro boleh daftar, saya daftar aja. Test sana-sini entah nanti jalan hidup mana untuk diriku biar Allah yang menentukan....
Ya Allah, semua rencana awal telah bubar, tunjukkan rencana-Mu yang terbaik untuk diriku ya Allah....

Friday, September 3, 1999

Daftar Dosen Elektro UGM, gak boleh....

Ada info dari teman-teman tapi taktahu pasti kebenarannya karena tidak ada pengumuman resmi, bahwa Elektro UGM membuka lowongan dosen baru.

Rasanya lumayan tertarik, cuma rasanya kok malu ntar kalo sebelumnya jadi mahasiswa kok jadi kolega bapak-ibu dosen saya, apa tidak kikuk nantinya ya. Tapi okelah, belum daftar aja kok mikir sampai situ. Kalo Allah menghendaki saya ketrima, ya biarlah nanti berproses dengan waktu, tak usah dipikir terlalu jauh.

Saya siapkan semua persyaratan yang sekiranya mendukung; Surat lamaran, SKL, Transkrip nilai, CV, dll. Saya serahkan semua dokumen tersebut ke TU jurusan, eh ditolak: ”mana Ijazah, gak diterima kalo belum punya ijazah, gakbisa kalo hanya SKL”.

Waduh, SKL yang nerbitkan Jurusan sini, kok tidak diakui, wah berarti ya gakbisa dech. Pening dech jadinya. Jika harus punya ijazah, mesti nunggu wisuda Nopember, padahal lowongan kayaknya September/Oktober dah tutup. Menyesali diri, kurang dikit saya bisa wisuda Agustus, coba kalo udah wisuda kemarin.....

Yah, karena telanjur sudah berniat daftar dosen TE UGM dan sudah siap berkasnya, ya udah, daripada mubadzir, berkas tersebut daya masukkan amplop dan saya kirim via pos hehehe. Nekadz juga saya, diantar langsung gakditerima, kalo diantar pak pos paling diterima berkasnya, urusan diproses atau tidak, itu haknya mereka hehe....

[akhirnya, takpernah sekalipun saya nerima balasan dan tindak lanjut dari surat ini] . Ya udah, memang bukan rejeki saya. Allah punya banyak rencana lainyang baik untuk diriku, InsyaAllah.

Wednesday, September 1, 1999

Kembali tinggal BM

Setelah diriku lulus sekolah UGM, saat itu pula Baihaqi dapat kerja jadi sarjana pendamping di Kupang NTT melalui program Depnakertrans.

Daripada kost seorang diri, saya putuskan kembali ke habitat lama, yaitu bersama beberapa teman yang belum lulus menjadi santri senior di Budi Mulia.

Saatnya klontang-klantung gak punya kerja dan gak punya status, gak enak banget heheehe...

Tuesday, August 31, 1999

30 Ags 1999; Yudisium, Resmi Sunardi, S.T.

Pagi hari ini, 30 Agustus 1999, kami (dari semua angkatan) yang sudah dinyatakan selesai semua urusan administrasi (SPP, transkrip nilai) dan urusan akademik (MK, Praktikum, KP, KKN, TA, dll) dikumpulkan dalam satu ruang.

Kami dinyatakan sudah lulus beneran dan berhak menyandang gelar Sarjana Teknik (S.T.) beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Untuk sementara kami diberikan SKL (Surat Keterangan Lulus) yang bisa digunakan untuk melamar pekerjaan atau melamar anak mertua hehehe.

Untuk selanjutnya kami hanya tinggal menunggu wisuda 18 November 1999 (mestinya 19 November, tapi diajukan karena hari Jumat). Ijazah resmi akan diberikan saat wisuda. Duh senengnya dah tinggal nunggu wisuda....

Alhamdulillah satu langkah telah selesai, pekerjaan selanjutnya sudah menunggu.
(faidza faraghta fanshab, wa ilaa rabbika farghaab)

Friday, August 13, 1999

13 Ags 1999 Pendadaran/ujian skripsi

Hari ini merupakan salah satu hari yang menentukan bagi diriku utk lulus tidaknya dari Teknik Elektro UGM.

Ujian pendadaran jam 09.00 - 11.00

dag dig dug derr hati rasanya berdebar sangat kencang dan seolah pengin pendadaran sebentar aja, segera selesai dan lulus....

Awalnya, pembimbing 1 (Pak Adhi Susanto) lama tak datang, pembimbing 2 (pak Budi Setiyanto) dah datang, lalu para penguji yang sudah siap bertanya ini itu kayak serasa dah ujian beneran... sekira 1 jam.

Begitu Pak Adhi datang, saya kira tinggal dilanjutkan atau dibuat kesimpulan trus ditutup, eh ternyata oleh para penguji minta untuk dibuka dulu, whe lha, trus tadi itu apa namanya, ternyata belum mulai toh... padahal keringat dingin dah bercucuran ternyata belum ada apa-apanya weleh2..

Alhamdulillah, presentasi lancar, sesi tanya jawab lancar (baca: semaksimal yang saya mampu), dewan penguji akhirnya meluluskan saya, Alhamdulillah akhirnya selesai juga sekolahku disini.

Alhamdulillah, bisa lulus 5 tahun akhirnya (program S1 Teknik Elektro UGM 150 SKS utk 8 semester), gakperlu ada semester 11.

Friday, July 16, 1999

TA di CPI cukup 2 bulan selesai

Alhamdulillah, cukup 2 bulan akhirnya perjuangan saya mengerjakan Tugas Akhir (TA/skripsi) di PT CPI Duri, Riau resmi berakhir hari ini (16 Juli 1999).

Setelah 2 minggu menunggu koreksi sambil ditinggal jalan-jalan ke Sumut dan Sumbar, akhirnya skripsi saya telah dikoreksi dengan baik oleh Mbak Ina (Ir. Made Ayu Arina Satiani, IT Engineer), dah gitu dalam sertifikat tertulis semua nilai A untuk semua kategori penilaian (inisiatif, kerjasama, disiplin, pengetahuan dasar)... alhamdulillah, makasih sangat mbak.

Untuk sementara saya balik ke Jogja sendirian, karena temen berangkat seperjuangan (kang Makmur) masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan terkait penelitianya.

Monday, July 12, 1999

Naik pesawat ke-2, gratis lagi, lagi-lagi gratis...

Alhamdulillah rejekiku datang lagi, bisa naik pesawat lagi.

Kini rute perjalanan dari Jakarta-Pekanbaru, mau ngerjakan skripsi 2 bulan di PT Caltex Pacific Indonesia (PTCPI), perusahaan minyak terbesar di Indonesia.

Niat lain selain skripsi adalah jalan2 ke kota/propinsi terdekat, yaitu Padang (Sumatera Barat) dan Medan (Sumatera Utara).

Jauh lebih penting, saya ingin silaturahmi ke rumah kakak Suparno yang sejak 1986 tinggal di Kabupaten Kampar, tapi dekat dengan kota Pekanbaru (gak ada satu jam naik kendaraan).

Syukur ahamdulillah atas luasnya nikmat-Mu ya Allah

Friday, July 9, 1999

Saatnya jalan2 Ke Padang

Seminggu jalan2 di Sumatera Utara, baliklah kami ke Caltex Duri Riau. Menhadap Mbak Ina, kata beliau belum sempat ngoreksi skripsi saya...wah gimana ya. Tapi langsung otak berputar, ke Sumatera sudah, saatnya ke Sumatera Barat...ckckckck cekatan deh kalo urusan jalan2.

Yah, akhirnya saya ke Pekanbaru dan mencari travel ke Padang. Alhamdulillah sudah ada kontak Sudirman (mhs IKIP Padang) yang sebelumnya telah menyelesaikan KP di Caltex Duri dah dah balik lagi ke Padang.

Malam jam 9 berangkat, pagi jam 5 nyampai di kost-nya Sudirman, daerah Air Tawar Padang. Teringat saya kehilangan jaket Masrukin, maafkan ya Kin.

Di Padang, alhamdulillah ketemu banyak komunitas alumni KP/Skripsi Caltex, juga temen2 kost mereka sehingga tambah rame. Tercatat juga ada Kak Susi (Mhs Teknik Industri Univ Bung Hatta) dan Adek (SMA, mau kuliah di Jogja, kelak jadi mhs Psikologi UAD) yang juga bergabung.

Kita jalan2 ke Pantai Air Manis, ada kapal pecah yang sudah membatu beserta Malin Kundang yang sedang bersujud (Legenda Malin Kundang sangat termasyur), melihat pantai Teluk Bayur, makan di tepi pantai bersama, asyiknya rame-rame...

Di hari lain, kita bersama-sama naik bus jalan2 ke Bukit Tinggi, ada lorong Jepang, jam Gadang, Kebun Binatang, dll.

Alahmdulillah tambah banyak teman dan akrab jalan2 seminggu di Padang dan sekitarnya.

Friday, July 2, 1999

Pencarian; Ada telponnya, tapi taktahu nomornya

Pencarian Keluarga Makmur ada cerita yang sangat menarik.

Sejak masih di Duri Riau, yang kami tangkap dari Makmur adalah dia sudah tahu nomor telepon Pakliknya. Dia bilang ada nomor telpon pakliknya, tinggal di daerah Danau Toba, kalo gitu okelah ntar sampai di Medan kita telpon.

Nah perjalanan naik bus dari Pematang Siantar (rummah Sehat) ke Danau Toba kita nikmati dengan asyiknya, alhamdulillah akhirnya bisa melihat danau Toba dan bermain2 di pinggiran danau. Akhirnya tibalah saatnya kita mencari tempat berteduh utk bermalam, kalo utk hotel jelas gakada uang cukup.

Saatnya kami menagih Makmur untuk call pakliknya, kami lalu menuju wartel. Tapi diluar dugaan kami, apa jawaban Makmur; saya gak ada nomor telponnya....walah piye, "katanya ada nomor telponnya paklik", jawabnya dengan seolah tanpa dosa; "saya cuma bilang, paklik saya ada nomor telpon rumahnya, tapi saya gaktahu nomornya berapa"....weleh-weleh-weleh......

BIngung deh semuanya, wah kita salah menafsirkan ada nomor telpon.....
Akhirnya di kegalauan hati kita bertiga, ada teringat bahwa Pakliknya kerja di Hotel di daerah Danau Toba. Namanya Hotel Natour Garuda.

Oke, kita punya ide ke wartel, kita cari nomor telpon Hotel. Ternyata, takada hotel Natour Garuda di Danau Toba. alamak.

Tapi yang agak melegakan, ada hotel Natour, kita tahu nomornya dari Indeks Yellow Pages, nah siapa tahu hotel ini maksudnya. Kita call, jawabnya; "tidak ada nama spt itu, dulu memang ada tapi dah lama keluar, takda info lagi". wah.... belum berhasil.

Kita putar otak lagi, mungkin bukan Hotel Natour, tapi mungkin Hotel Garuda. Di Danau Toba takada Hotel Garuda, adanya Hotel Garuda di Medan, tapi okelah kita coba call, jawabnya; "tidak ada nama karyawan yang bapak cari".

Waduh kalang kabut rek kita, mana kalau mau pulang ke Pematang Siantar sudah kesorean lagi, mau nginap nggak cukup uang...........

Pertolongan Allah datang, disaat kami bertiga terlihat seperti orang kebingungan (emang bener), petugas wartel coba bertanya; "nyari alamat siapa?", Makmur bilang paklik (nama lupa saya), kemudian ditambahkan info tentang kerja di Hotel Natour Garuda Danau Toba.

Alhamdulillah, petunjuk itu cukup untuk mengingatkan petugas wartel pada nama seseorang. "Apa dia punya anak namanya (lupa saya)", makmur (gaktahu beneran atau cuma mengiyakan), "Oh ya, anaknya itu temen sekolah saya dulu, rumahnya di atas sana"....

Alhamdulillah. Ternyata petunjuk itu telah datang dan benar, kita ketemu keluarga Pakliknya Makmur (gaktahu dah berapa tahun atau puluh tahun mereka terpisah).

Alhamdulillah akhirnya happy ending........

Monday, June 28, 1999

Jalan2 ke Sumatera Utara (Danau Toba dll)

Alahmdulillah, laporan skripsi selama 1.5 bulan telah selesai saya buat dan saya print. Dah saya serahkan Mbak Ina sebagai pembimbing lapangan. Sambil menunggu revisi, saatnya dolan jauh dimulai.... Yuk Pergi Medan

Saat itu ada temen yang lagi KP juga di Caltex duri dan merencanakan pulang kampung ke Sumatera Utara tepatnya di Pematang Siantar, yaitu Sehat dan Marwan. Akhirnya saya ajak Makmur untuk turut serta jalan2 bersama mereka.

Perjalanan bus Duri-Pematang Siantar semalam penuh. Kami tidur menumpang di rumah Sehat. Salah satu motif Makmur adalah silaturahmi ke rumah paklik dan saudara2nya di Medan katanya banyak, cuma taktahu pasti tempatnya. Kalo saya motifnya full jalan2 saja.

Muter2 kota Medan (Masjid besar, Istana Maimun, dll), Kota Pematang Siantar, dan taklupa Danau Toba (danau terbesar di Indonesia) beserta nyebrang ke Pulau Samosir di tengah2 danau Toba.

Selama seminggu di Medan, pencarian keluarganya Makmur alhamdulillah ketemu (ada cerita menarik, liat posting setelah ini).

Wednesday, May 12, 1999

Skripsi dan jalan ke Riau-Medan-Padang

12 Mei 1999
Mulai Skripsi di PT Caltex Riau

Ada skripsi yang sudah saya buat dan selesai di akhir 1998, namun melihat IPK yang belm ada 3 rasanya takberani saya lulus semester 9.

Setelah berpikir masak-masak, akhirnya saya bulatkan niat untuk mengulang beberapa mata kuliah dengan harapan bisa menaikkan IPK, 3.01 takpa asal tak kurang dari 3.
Namun perkuliahan yang hanya mengulang, rasanya bosan juga.

Bersama teman PPBM yang juga kakak kelas (Makmur Hidayat) kami membuat surat pemohonan beserta proposal untuk jalan-jalan ke Riau dengan judul ; ”Penyusunan Skripsi Melalui Studi Kasus” di PT Caltex Pacific Indonesia (PTCPI).

Alhamdulillah, rejeki tersebut datang. Saya dan Makmur bisa bergabung ke sana. Tiket pesawat dibayarin, tempat tinggal disediakan, dan diberi uang saku.

Ke Jakarta naik kereta, nginap di rumah Ami di Pulomas Jaktim (adik kelas TE).
Orangtuanya baikan banget, diberikan tempat tinggal seolah2 kami tamu beneran. Kami jadi nggak enak benernya, diantar jalan2, diantar ke airport Halim Perdana Kusuma. Soalnya kami bukan temen dekat, hanya kenal dikit aja, semoga Allah balas berlipat, jazakallahu khairan katsiiraa.

Misi memperbaiki nilai agak terbengkalai karena selama 2 bulan (itu batas minimal yang dipersyaratkan). Saya mendatangi dosen satu per satu minta ujian duluan atau tugas pengganti ujian, ada yang membolehkan ada yang tidak.

Kami ditempatkan di distrik Duri, jauh sekira 4 jam perjalanan darat dari Pekanbaru
Berkat Skripsi di CPI pula, saya bisa berkali-kali mengunjungi rumah Mas Parno (kakak ke-1) dan Medan, juga Padang walah-walah jalan2 terus.

Wednesday, March 3, 1999

Bersama Baihaqi kost di Karanggayam

Setelah program di Budi Mulia selesai, saatnya adik-adik santri angkatan VII menempati asrama, kami mesti kembali cari kost karena belum selesai kuliah di kampus.

Saya dan Baihaqi memutuskan kost bareng sekamar di daerah Karanggayam. Anak kost cuma kita berdua saja, alhamdulillah ibu bapak kost sangat baikan, masjid dekat, dan walau gak bagus amat tapi rumahnya adhem (murah jelas, emang kantong terbatas kok).

Sunday, January 31, 1999

wisuda santri Padepokan Budi Mulia




Inilah sebagian dokumentasi wisuda santri pesantren (=istilah kerennya Padepokan, kayak pencak silat aja) Budi Mulia angkatan VI.

Begitu cerianya tapi demikian pula terharu akan berpisah dengan temen2 seperjuangan dalam 3 tahun terakhir.

Temen2 PPBM angk 6 (1996-1999)

Mengingat temen PPBM angkatan 6 (total awal ada 50)

Agus Himmawan Utomo (Fisafat UGM 93, dosen Filsafat UGM)
Ali Mahrus AlKafi (Pendidikan Luar Sekolah IKIP 94)
Aliyuddin (Syariah IAIN 94)
Sunardi (Elektro UGM 94, dosen Elektro UAD)
Akmal Rahmadi (Kedokteran UGM 94)
Anung Noto Nugroho (Kedokteran UGM 93, spesialis Bedah)
Asep Dadang (Perikanan UGM 93)
Atrios Martha (Fisika UGM 93, PT Badak)
Aunurrochim (Sasta Arab UGM 94, Boss toko Bata Kudus)
Baihaqi (Peternakan UGM 93, pendamping peternak Magelang)
Didin Sholahudin (Ekonomi UII 93, Kepala Sekolah)
Giyanto (Tek. Pertanian UGM 93, dosen LPP Medan)
Harimuddin (Hukum UGM 93, staf setneg)
Heri Sudarsono (Ekonomi UII 93, dosen Ekonomi UII)
Idi Pramono (Peternakan UGM 94)
Imam Budiono (Ekonomi UII 93, PNS Banten)
Irwan (Industri UII 94, dosen Industri UPN)
Khairul Anshori (KU UGM 94)
M. Noor (Industri UII 93)
Mahroji (Pend. Matematika IKIP 94, Guru SMA Tangerang)
Makmur Hidayat (Elektro UGM 93, Perkebunan PTPN5 PknBaru)
Masrukin (Tek. Pertanian UGM 93, Perkebunan PTPN5 PknBaru)
Mulki Sholahuddin (Tarbiyah IAIN)
Muskinul Fuad (Dakwah IAIN 93, dosen STAIN PwKerto)
Ngusman (Perikanan UGM 93)
Nur Arif Budiyono (Elektro IKIP 93, SGM Jogja)
Toto Sukisno (Elektro IKIP/UNY 93, dosen TE UNY)
Pujo Sumantoro (Kehutanan UGM 94, Perhutani Cepu)
Ryzka Maryanta Rahmawan (Ekonomi UGM 94, pengusaha)
Sholihuddin Arif (Sastra Arab UGM 94, pengusaha)
Sudarmaji (Fisika UGM 93, dosen Geofisika UGM)
Syarif Achmad (Komputer UGM 92, Qatar)
Ustadzi Hamzah (Ushuluddin IAIN/UIN 94, dosen Ushuluddin UIN)

Thursday, January 28, 1999

PPBM putra piknik ke Bandung

selepas Idul Fitri
Santri Putra Piknik ke Bandung

Kami para santri putra PPBM berkeinginan untuk mengadakan semacam perpisahan dengan perekat wisata bersama ke Bandung.

Kami menyewa dua kendaraan kijang agar muatnya banyak, sekira 18an orang yang bisa ikut. Saking banyaknya muatan, berangkatnya sampai 2x mengalami ban bocor.
Karena masih mahasiswa yang tidak kaya, lagian biar tambah akrab dan rasa kekeluargaan terbina erat, dan yang pasti berbiaya murah, kami menekan pos pengeluaran disana-sini. Cara-cara yang kami lakukan diantaranya adalah;

1. Sebelum berangkat pastikan sudah makan dulu. Makan malam mampir Cilacap, rumah salah satu peserta, yaitu Muskinul Fuad.
2. Pulang dari Bandung, mampir makan siang di Tasikmalaya, rumah orangtua salah satu peserta juga.
3. Selama di Bandung, banyak muter2 aja, kalo dah malam baru tidur di masjid yang dikelola oleh saudara salah satu peserta
Hebat khan......betul2 mahasiswa dan santri yang cerdik hehe

Selama di Bandung, kita mengunjungi beberapa tempat;
1. PP Muthahhari pimpinan KH Jalaluddin Rahmat
2. PP Daarut Tauhid pimpinan KH Abdullah Gymnastiar
3. Salman ITB
4. Gunung Tangkuban Perahu
5. Pemandian Ciater (karena mahal, gakjadi mandi hehe)

Sunday, January 17, 1999

PIR ke-16, pengabdian resmi terakhir

Pengajian I'tikaf Ramadhan (PIR) ke-16
Tanggal 7-17 Januari 1999 bertepatan dengan 19-29 Ramadhan 1419 H.
Pengabdian resmi terakhir santri PPBM angkatan 6.

Kegiatan PIR kali ini yang dikomandani oleh Ustadzi Hamzah merupakan pengabdian resmi kami yang terakhir. Walau demikian, secara personal dan insidental, hati-hati kami tentu akan senantiasa terjalin dengan PPBM, dengan kakak-adik santri, bapak yayasan, dll.

Setelah ini, kami akan diwisuda dan mungkin akan berpencar berdakwah, melanjutkan menuntut ilmu yang belum selesai atau mengambil jenjang yang lebih tinggi, bekerja mencari rejeki, dll tujuan dan jalan hidup masing-masing.

Alhamdulillah semua berjalan lancar dan takda masalah berarti.

Saturday, September 12, 1998

Tawaran Beasiswa, bagi yang mau jadi dosen

Papan pengumuman di jurusan TE UGM dipampang pendaftaran beasiswa yang kelak setelah lulus S1 berminat jadi dosen.

Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa S1 tingkat akhir (Elektro, Mesin, Kimia), akan diberikan beasiswa sampai lulus S1 dengan catatan setelah lulus mengabdi pada perguruan tinggi yang memberikan beasiswa. Ada juga informasi iming-iming, kelak disekolahkan dulu S2 di luar negeri (denger2 di Inggris) sebelum mengajar...wah, seneng dan minat banget, sekolah S2 walaupun susah, tapi jalan2nya itu lho yang membuat saya tertarik.

Penawaran ada dari 2 perguruan tinggi negeri, yaitu di Riau (Sumatera) dan Mataram (Nusa Tenggara Barat). Takperlu lama berpikir, Oke, minat daftar sudah bulat. Tinggal milih mana ya diantara 2 tersebut. Cuma masalahnya, kok dua2nya luar jawa ya, kok jauh dari bapak-ibu, apa ya saya kuat ninggalin mereka.

Mataram? Walaupun dekat, rasanya kok hati kurang sreg, kurang familier. Riau walau jauh terkenal daerah kaya, lagian ada kakak pertama (mas Suparno) yang sudah menetap di Riau.

Ok, bismillah akhirnya saya putuskan daftar beasiswa calon dosen Riau aja.
Tak tahu pasti berapa akhirnya yang menjadi saingan, alhamdulillah saya termasuk salah 1 dari 5 mahasiswa (selang berapa lama ada susulan 5 nama lagi) yang diterima beasiswa calon dosen Riau dari Elektro UGM..... Beruntung, beberapa nama diantaranya akrab yang akan jadi kolega nun jauh disana, seperti Seto Miko 93 (dulu sekelas SMA), Makmur 93 (se-Budi Mulia), dll.

Alhamdulillah, sudah bisa mulai merajut dan menata serta menatap masa depan kelak mau jadi dosen di Riau, sebelum itu terbayang kelak akan sekolah dulu S2 di Inggris...ckckckckck.

Kalo taksalah beasiswa lumayan besar, kalo saat itu beasiswa PPA, Supersemar, Johanna per bulan sekira Rp 100.000, beasiswa ini sekira 320.000 sip dech.

Friday, September 11, 1998

Efek KP; Setelah lulus mau kerja apa?

Berat kerja di perusahaan, apalagi di Jakarta. Terpikir utk melirik profesi dosen.

Salah satu hikmah yang saya didapatkan saat KP adalah melunturnya keinginan saya untuk kelak bekerja di perusahaan. Terbayang pagi berangkat, sore pulang. Pekerjaan itu-itu saja, serasa kurang dinamis. Kok rasanya hidup monoton banget jadinya.

Kerja di kota besar seperti Jakarta? Wah, takterbayang betapa lebih beratnya. Di perusahaan yang tersedia dalam satu kompleks dengan perumahan saja serasa jenuh, apalagi jika harus naik kendaraan. Bahkan banyak cerita, karena tiap hari macet, kerja di Jakarta tak jarang yang berangkat pagi setelah Shubuh dan pulang dari kantor setelah Maghrib. Berangkat sebelum matahari terbit, pulang setelah matahari tenggelam. Meninggalkan rumah saat anak masih tidur, pulang sampai rumah anak sudah tidur....wah, gak nyaman banget kalo hidup seperti itu.

Sering berpikir, trus setelah lulus mau berprofesi jadi apa. Entah datangnya darimana, muncul keinginan untuk menjadi akademisi/dosen aja. Profil dosen dalam benak saya waktu itu diantaranya adalah; waktu fleksibel, tidak harus berangkat jam7 pagi dan pulang jam5 sore, tidak terlalu birokratis, atasan kajur/dekan/rektor yang sewaktu-waktu bisa dijabat bergantian (bukan seperti bos dan anak buah di perusahaan), merdeka secara penilaian dan akademis pada umumnya, kelak bisa sekolah lagi bahkan di luar negeri (bisa jalan2 dong hehehe), dan masih banyak lagi kelebihannya.

Kekurangan dosen yang terbayang adalah gajinya kecil. Tapi buru2 terjawab, pegawai negeri pun gajinya juga kecil, semua juga bisa pada hidup. Lagian, sebesar apapun gaji tetep kurang, yang penting bagaimana kita mensyukuri dan rizki Allah tidak terlalu sempit jika kita mau berusaha.... kayaknya dah mantep jadi dosen nih. Yah bismillah, kalo ada kesempatan jadi dosen, saya jadi dosen aja ah....

Wednesday, September 9, 1998

Adik Sukamti, santai alhamd banyak rejeki

Perempuan satu2nya, alhamd rejeki mudah

Lain adik Suranto, lain adik Sukamti (satu2nya perempuan dari 8 bersaudara). Adik perempuan ini alhamdulillah mudah rejeki. Untuk urusan sekolah, karena memang niatnya jadi bidan, maka tak ikut UMPTN. Satu2nya ya mesti kuliah di Akademi Kebidanan (Akbid) yang saat itupun memang masih sangat langka. Saat itu, Akbid Negeri belum ada, yang ada Akademi Perawat (Akper) negeri hampir di tiap kota besar ada.

Oleh karenanya, untuk perempuan satu2nya ini, ada perlakuan khusus, boleh kuliah di PTS karena jurusan yang diminati takada yang PTN. Pilihannya Akbid Aisyiyah Yogyakarta (berubah dan baru buka Akbid tahun ini, sebelumnya Akper), harapannya (saya, Suranto, Sukamti ngumpul di Jogja), juga dengan PTS islam mudah2an menjadikan dia lebih tahu tentang agama.

Alhamdulillah, walaupun cuma daftar 1 tempat, alhamdulillah keterima. Cuma satu yang aneh, saat pengumuman tidak datang ke Jogja karena pasrah : ”paling nggak ketrima”.. walah-walah saking pasrahnya dan pesimisnya, eh malah Allah memberikan dia rejeki ketrima, alhamdulillah.

Tahun ini, Sukamti juga masuk Akbid Aisyiyah Yogyakarta. Jadi 2 adik masuk kuliah bersamaan, bisa dibayangkan beratnya pontang-panting ortu cari biaya.

Kalau Suranto okelah, biaya kuliah di PTN standard, tapi yang Sukamti.... di Akbid sudah kebayang biayanya mahal, apalagi sumbangannya duh....duh... Kalo tak salah kami sudah ambil batas sumbangan yang minimal Rp 3 juta, itupun masih keteteran. Tiap semester minta penangguhan, hingga lunas baru pada tahun ke-3... kebayang saat yang sama membiayai 3 anak kuliah.

Sunday, August 30, 1998

Kaltim udah, saatnya ke Kalsel. Pesawat udah, saatnya kapal

Selepas KP selesai, alhamdulillah kami diberikan uang saku karena telah bekerja selama 2 bulan (benernya bukan kerja, tapi ngangguin orang kerja heheh).

Selain itu, kami juga diberikan pilihan dibelikan tiket pesawat Balikpapan-Jogja atau bisa diminta cash saja. Saya dan Ahmad pilih pilihan kedua, minta cash. Ada alasannya, yaitu ingin berpetualang jalan darat naik bus Balikpapan (Kaltim)-Banjarmasin (Kalsel), naik kapal Banjarmasin-Surabaya, lalu naik bus Surabaya-Jogjakarta.

Kaltim udah, saatnya ke propinsi Kalsel. Naik pesawat sudah, saatnya naik kapal. Nggak mau kepenak, malah cari rekoso hehe tapi menyenangkan mau cari banyak pengalaman. Alhamdulillah pula, Ahmad juga nggak masalah dengan rencanaku.

Walaupun badan masih sakit, alhamdulillah selama perjalanan lancar. Pagi dari Bontang, malam naik bus Balikpapan-Banjarmasin, tapi sayang karena malam yang terlihat hanya gelapnya malam, gakbisa lihat pemandangan. Pagi selepas shubuh baru bisa lihat jalan dan kanan-kiri rumah di Martapura sebelum masuk kota Banjarmasin.

Alhamdulillah akhirnya berhasil juga diriku menginjakkan kaki di kota Banjarmasin. Senangnya hatiku.....

Saturday, August 29, 1998

Seharian main air laut, sakit menjelang pulang KP, terpaksa minum obat

Alhamdulillah, KP 2 bulan telah selesai kami jalani dengan baik (anggap aja baik2 saja). Saya dan Ahmad Musthofa (tim TE UGM) telah menyelesaikan semua urusan, dari menyusun laporan KP, presentasi di hadapan seluruh member team maintenance department, hingga jilid laporan. Saatnya pulang balik ke Jogja...

Sehari sebelum pulang dari KP, kami mengadakan acara dolan bersama. Kami temen2 KP jalan2 ke Pulau Beras Basah di tengah laut, difasilitasi oleh seorang staf, mas Farouk (alumni Metalurgi UI) sehingga perjalanan pakai speed boat gratis. Terimakasih sangat Mas Farouk.

Seharian main air, mandi di laut, main pasir...... malamnya langsung teler alias sakit keras, demam, panas tinggi, flu, batuk dll datang bareng2 tanpa ampun. Habislah kesehatanku. Atas desakan teman2, saya dipaksa ke klinik tapi saya tidak mau, akhirnya terakhir dipaksa minum obat. Padahal,seinget saya, saya gakpernah minum obat sejak sakit kaki menjelang lulus SMA tahun 1993 (dah 5 tahunan).

Yah, demi perjalanan dan dolan-dolan esok hari pulang ke Jogja lewat Balikpapan (Kaltim) dan Banjarmasin (Kalsel), saya mengikuti saran baik teman2.

Saturday, August 15, 1998

adik Suranto; Kegigihan dafrar kuliah

Perjuangan Gigih adik Suranto

Adik yang satu ini semangat/keinginan kuliahnya sangat-sangat luar biasa. Kami semua bersaudara sudah ditanamkan sedari awal, ortu hanya mampu dan mau mebiayai kuliah jika ketrima di PTN, tidak mau menyekolahkan di PTS karena mahal sementara anak banyak. Suranto salah satu yang mesti banting tulang untuk memenuhi persyaratan tsb.
Lulus SMA 96 dah ikut Bimbel dan mengikuti bimbingan dan arahan saya, tapi UMPTN gagal. Semua program D3 yang ada di UGM hampir semua juga didaftar (saat itu yang ada hanya D3 Teknik, D3 Ekonomi)

Tahun 97 ikut Bimbel lagi dan saya arahkan lagi, tapi UMPTN gagal lagi. D3 UGM yang ada juga banyak yang didaftarin tetapi tetep gak ada yang nyangkut.

Kesempatan terakhir, tahun 98 saya sudah pasrah ditambah sedang sibuk KKN Wonosobo dilanjutkan KP di Kaltim, saya serahkan semuanya ke dia untuk menentukan pilihannya.

Alhamdulillah, bulan 8 saat saya masih di Kaltim dapat telepon dari dia, alhamdulillah ketrima UMPTN di Administrasi Negara UNSOED Purwokerto...alhamdulillah, perjuanganmu taksia-sia, akhirnya membuahkan hasil, semoga sukses, amien.

Tahun ini, Sukamti juga masuk Akbid Aisyiyah Yogyakarta. Jadi 2 adik masuk kuliah bersamaan, bisa dibayangkan beratnya pontang-panting ortu cari biaya.

Wednesday, July 29, 1998

Pulau Beras Basah


Sumber Jawapos [ Minggu, 06 Juni 2010 ]



Pulau Beras Basah, Keelokan Pantainya Sungguh Menggugah
Menikmati Kesendirian tanpa Kesepian

Mercusuar itu masih berdiri tegak di Pulau Beras Basah. Pantainya yang berpasir lembut masih memesona dengan air laut yang sebening kristal. Penggemar fotografi juga menganggapnya sebagai sasaran bidik yang mengundang. Tapi, Pula Beras Basah sesungguhnya sedang gelisah.

Irfan, Bontang

---

PULAU Beras Basah -atau disebut juga Sand Island- tercatat sebagai salah satu tujuan wisata yang cukup dikenal di Bontang, Kalimantan Timur. Karena jaraknya kurang dari sejam perjalanan dengan speed boat, pulau kecil nan elok itu sudah lama jadi sarana rekreasi andalan karyawan kilang gas PT LNG Badak.

Pengunjung dari luar Kalimantan bisa memanfaatkan jalur penerbangan ke Balikpapan yang cukup ramai. Dari Balikpapan, pengunjung naik bus ke Bontang. Dengan waktu perjalanan sekitar lima jam, tarif bus AC Balikpapan-Bontang sekitar Rp 85 ribu. Jika dari Samarinda, perjalanan cukup dua jam dengan ongkos bus Rp 20 ribu.

Tiba di Bontang, pengunjung bisa langsung ke Pelabuhan Tanjung Laut. Dari sana, tidak sulit menemukan kapal yang siap membawa kita ke Beras Basah. Tarif sewa kapal Rp 300 ribu-Rp 400 ribu. Satu kapal bisa memuat 10 penumpang. Hanya perlu 40 menit dari pelabuhan untuk sampai ke Pulau Beras Basah.

Yang perlu diingat, jangan lupa membawa bekal. Sebab, kita tidak akan menemukan warung makan-minum di Pulau Beras Basah. Penginapan juga tidak ada.

Pengunjung pulau itu biasanya memang tidak menginap. Mereka datang untuk menikmati hamparan pasir putihnya yang lembut, air lautnya yang bening berkilat seperti kristal, atau mercusuar setinggi 15 meter yang berdiri tegak di sana. Bagi penghobi fotografi, mercusuar yang tegak dalam kesendirian itu seolah menantang untuk diabadikan.

"Saya tertarik saat melihat posisi tegak mercusuar di Pulau Beras Basah. Saya menggunakan lensa wide untuk mendapatkan kesan dramatis dengan posisi low angle," tutur Taufiqurakhman, Kabid Statistik Bappeda Bontang yang juga dikenal sebagai fotografer.

Pulau Beras Basah berada di Selat Makassar. Letaknya cukup strategis di antara kawasan kilang PT LNG Badak dan Pulau Segajah yang muncul saat laut surut dan menghilang saat laut pasang.

Pulau Beras Basah berjarak sekitar tujuh kilometer arah selatan Kota bontang dengan hamparan Selat Makassar di sekelilingnya. Cukup jauh untuk menikmati privasi, tapi tak cukup jauh untuk merasa terisolasi. Pulau itu menawarkan lokasi yang pas bagi mereka yang ingin lepas dari rutinitas sehari-hari.

Menurut cerita warga, nama Pulau Beras Basah muncul saat kapal besar yang membawa beras dari Sulawesi diterjang ombak besar. Khawatir tenggelam, awak kapal menurunkan muatan di pulau tersebut dan menjadi basah. Sebutan Pulau Beras Basah dipakai orang sejak saat itu.

Tidak jelas apakah pernah ada perkampungan di pulau tersebut. Yang jelas, saat ini Pulau Beras Basah hanya dihuni satu keluarga nelayan. Pengunjung Pulau Beras Basah juga tidak seramai dulu.

"Pulau ini pernah ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara pada 1990-an. Tapi, sejak 2000, pulau ini seolah kian terlupakan," kata Samnur, satu-satunya nelayan yang tinggal di Pulau Beras Basah.

Sebagai penghuni yang telah 33 tahun tinggal di Pulau Beras Basah, Samnur menilai pulau tersebut menyimpan sejuta potensi alam yang layak dikembangkan menjadi objek wisata andalan. Sayang, pulau cantik itu seolah lepas dari perhatian pemkot. Jangankan membangun fasilitas baru, mercusuar yang ada pun tak terawat. Kini, sebagian dinding bangunan setinggi 15 meter tersebut jebol.

Yang lebih mengkhawatirkan, luas Pulau Beras Basah terus mengerut akibat abrasi. Dua tiga tahun lalu, luas pulau tersebut diperkirakan 1,5 hektare. Kini, luas pulau itu paling tinggal satu hektare. "Kalau dibiarkan, bisa-bisa pulau ini tinggal kenangan. Terkikis sejengkal demi sejengkal, hilang ditelan ombak," keluhnya. (jpnn/c6/soe)

Wednesday, July 1, 1998

Pertama naik pesawat

Alhamdulillah, sebagai orang kampung akhirnya diriku bisa juga naik pesawat. Gratis lagi heheh.....

Awalnya kami (saya dan Ahmad Musthofa) bingung juga, peswat namanya apa, dimana beli tiket, gimana caranya belinya, naiknya gimana, nanti di peswat gimana, dll. Alhamdulillah tanya kawan sana-sini akhirnya bisa juga.

Kami beli tiket Sempati Jogja-Surabaya(transit)-Balikpapan, bayar Rp 600.000an saja karena dapat discount 30% dengan membawa transkrip nilai jika IP diatas 3,00. (walaupun gratis, sistemnya bayar dulu baru ntar diganti sesampainya di PT Badak).

Alahmdulillah sehari langsung dapat pengalaman naik-turun pesawat dua kali karena pake transit, akhirnya terbiasa juga kaged ketika take off dan landing, biasa pakai seta belt, foto-foto, dll.

Sebenarnya, Balikpapan-Badak akan naik pesawat lagi (meh 3x sehari), pake khusus perusahaan, tapi sayangnya sat itu penumpang penuh. Takpelah, malahan saya suka berpetualang juga menerobos hutan Kaltim dengan bus perusahaan, lebih kurang 5 jam.

Kerja Praktek di Kaltim, ayik jalan2 gratis

Juli-Agustus 1998
Kerja Praktek di PT Badak Kaltim

Niat jalan2 gratis tumbuh ketika sudah semester 6 saatnya untuk Kerja Praktek (KP).
KP bisa dilaksanakan di perusahaan manapun asal apa yang nanti kita kerjakan masih ada terkait dengan Elektro, bahkan di Lab pun bisa. Namun demikian, bagi saya KP di perusahaan, apalagi perusahaan besar dan jauh, dengan fasilitas enak tentu sangat menggiurkan dan menarik hati.

Saya menemukan ide utk jalan2 dan KP di PT Badak Kaltim. Salah satu sebabnya diberikan sedikit gambaran oleh temen di PPBM yang ayahnya kerja disana. Pesawat pp dibayarin, tempat tinggal disediakan, dikasih uang saku...wah ena sekali.

Saya masukkan surat permohonan (yang dibuatkan oleh jurusan) lengkap dengan proposal tentang apa yang ingin saya pelajari. Dalam proposal saya ingin mempelajari bidang kontrol (bukan Telkom, soalnya biar sama dengan temen yang saja ajak dari bidang kontrol, Ahmad Musthofa). Saya mengalokasikan libur akhir semester saja (Juli-Agustus 1998) biar betul2 tidak meninggalkan kuliah.

Karena jauh-jauh hari (lebih dari 6 bulan) kita masukkan proposal dan selalu minta dikawal temen saya, alhamdulillah akhirnya dikabulkan sesuai dengan permintaan kita.
Pesawat Merpati rute Jogjakarta-Surabaya, dilanjutkan ke Balikpapan, lalu naik bus perusahaan sekira 5jam.

Baru sekali ini saya merasakan naik pesawat, duh duh betul2 pengalaman yang sangat berharga.....

di depan masih sangat pengalaman berharga yang insyaAllah akan saja alami, amien.

Tuesday, June 9, 1998

KKN berakhir sudah

Bertempat di rumah bapak Kades, pada hari ini tanggal 9 Juni 1998 kami peserta KKN UGM delepas oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan pemuda.

Trenyuh rasanya, kebersamaan selama 2 bulan memang takseberapa terkait dengan apa yang bisa berikan, namun sebaliknya selama 2 bulan telah memberikan banyak arti pada diri kami.

Semoga apa yang dijalani dan telah sama-sama diberikan (baik oleh peserta KKN maupun penduduk) semakin menguatkan diri selalu membangun diri dan masyarakat, amien.

Wednesday, May 20, 1998

KKN pulkam, ikut demo damai 20 Mei 1998


Pose sebelum longmarch bersama temen2 PPBM

Di sela-sela mengikuti KKN, suasana perpolitikan tanah air sedang menghangat terkait tuntutan reformasi. Beberapa malam sebelumnya, saya pernah ke IKIP Jogja, menakutkan karena suasana demonstrasi mencekam hingga tengah malam.

Saya termasuk salah satu yang balik kampus untuk ikut menyemarakkan demonstrasi damai yang dilaksanakan secara serentak se-Indonesia secara besar-besaran pada tanggal 20 Mei 1998. Saya turut serta (walaupun tidak aktif di garda terdepan) parade massa dari Bunderan UGM menuju Alun-2 Utara Keraton Yogyakarta.

Keesokan harinya, 21 Mei 1998 yang berbarengan dengan ultah saya, di tempat KKN kami menyaksikan layar televisi disiarkan acara langsung pengunduran diri presiden Soeharto dan menyerahkan kekuasaan kepada wapres BJ Habibie. Sontak, masyarakat luas menyambut antusias.

Thursday, April 30, 1998

Beberapa Program Kerja KKN

Selama dua minggu pertama KKN, kami menjalani tahap survei (penduduk, desa, potensi, dll). Keliling kampung ketemu penduduk, apa yang dirasakan, ada masalah apa, ide atau keinginan, dll. Ikut yasinan, barzanji, arisan, kumpulan RT, dll.

Tibalah saatnya menyusun program kerja selama 6 minggu ke depan. Program sesuai dengan background pendidikan masing-masing dan diusahakan ada/banyak program yang saling bersinergi atau kerjasama, setiap kegiatan semua peserta KKN mesti terlibat aktif membantu. Alhamdulillah kami semua kompak pak pak....

Pembangunan fisik (Sunardi Elektro), kesehatan (dokter), Sosial (Dion sastra dan Bu Dewi statistik), pertanian (Yulianto kehutanan dan Riasih perikanan).

Diantara beberapa program kerja kami adalah;
1. Plangisasi. Program ecek-ecek tapi hampir semua melakukan jadi program takterlupakan saat KKN. Kita buat plang-plang penunjuk arah yang sekiranya perlu dan memudahkan orang. Kita kerjasama dengan tukang kayu deket dengan rumah tinggal kami.

2. Pembuatan kolam ikan. Kolam ikan sudah ada dan banyak, tapi kita ingin perbaiki salah satu sebagai percontohan, kita buat secara gotong royong dengan penduduk desa. Ikan kita belikan. ..... Sayang sekali, banyak yang mati karena beli anakan ikan jauh adanya di Magelang. Akhirnya kita belikan lagi, dapet ilmu, mbawanya mesti pakai jerigen dan tanpa ditutup.

3. Perbaikan taman di kantor Kades yang difungsikan sebagai TK. Celakanya, begitu rumput liar diberisihkan, tanaman lama kita rapikan, lho kok malah jadi jelek ya hehehe.... takpa, kita datangkan tanaman-tanaman bunga yang lebih menarik.

4. Perbaikan bak mandai dan bak wudhu masjid. Alhamdulillah dapat dukungan penuh dari warga, minimal dalam bentuk tenaga kerja sukarela. Bak mandi dan tempat wudhu yang sebelumnya rusak dan kotor alhamdulillah kini lebih nyaman dipakai. Mesjid persis di depan tempat tinggal kita.

5. Pekarangan buatan untuk menanam sayuran yang terbuat dari bambu. Juga kita membuat jamur merang. Alhamdulillah, bisa berhasil dengan baik. Teringat kita ragu; ”mengandung racun gak ya tanaman kita”. Kita yang nanam, eh kita pula takut. Tapi alhamdulillah, semua hasil panen ludes termakan dan tak ada efek samping.

6. Praktek kesehatan gigi anak TK, mengajar sekolah SD/SMP, maen sepakbola melawan pemuda kampung, dll asyiknya rame-rame hehe.

Itulah diantara kegiatan KKN yang membuat kita diantara peserta KKN dan warga berbaur dan bercampur menyukseskan program-program bersama, kebersamaan, kekeluargaan, dan keakraban sangat-2 merindukan untuk dikenang.