Wednesday, October 6, 2004

Menyusun proposal PHK A1 2005-2006

Akhir 2003 sudah ada keputusan Dikti bahwa proposal PHK A1 2004-2005 TE UAD dinyatakan gagal....wah sedih sangat mendengarnya. Di UAD yang lolos ada 2, yaitu Teknik Industri dan Ekonomi Pembangunan (EP)....selamat-selamat,....

Namun demikian kami tak putus asa, kami segera berbenah dan mengumpulkan segala perhatian untuk memperbaiki proposal dan akan kita ajukan lagi. Saya ditunjuk jadi ketua tim penyusunan proposal. Kita lihat kembali kelemaha2 yang ada untuk kemudian kita perbaiki dan kita lengkapi sehingga lebih komprehensif.

Bantuan temen2 di Industri dan EP sangat membantu kami, terlebih juga dukungan penuh dari PR 1 (Pak Widodo) yang sering memfasilitasi pertemuan untuk perbaikan kualitas proposal.

Alhamdulillah akhirnya seleksi proposal kami lolos, dilanjutkan site visit (rektorat-dekanat-prodi-tim) alhamdulillah juga lolos.... alhamdulillah, kita berhasil mendapatkan PHK A1 2005-2006 dengan dana 500jt. Kami berjuang bersama Teknik Kimia UAD yang sama2 tahun lalu gagal, tahun ini juga sama2 lolos, alhamdulillah..

Thursday, September 9, 2004

Adik2ku dh dapat tempat kuliah

Setelah kesana-kemari bolak-balik datang untuk searching, daftar, ujian, dll....

alhamdulillah akhirnya bisa mendapatkan tempat kuliah, semoga ini yang terbaik bagi mereka dan masa depan mereka, amien3x.

1. Sukamti (adik ke-7) - DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta
2. Surono (adik ke-8) - S1 Teknik Sipil UNS Solo
3. Titin (putri Lik Sulud) - D3 Kebidanan STIKES Muhammadiyah Kudus.

Alhamdulillah, selamat belajar adik2, semoga sukses hingga lulus dan bermanfaat bagi ummat...

Sunday, August 8, 2004

Takmerasa perlu punya Rumah

Memiliki rumah adalah impian banyak orang, takterkecuali temen2 sekantor. Tapi gaktahu kenapa, saya merasa biasa-biasa aja terhadap kebutuhan yang satu ini, yang aneh siapa ya hehe. Mungkin karena diriku belum berkeluarga sehingga rumah belum menjadi kebutuhan. Sebagaimana sekira pertengahan 2003 ada developer datang ke kampus dengan penawaran rumah di Perumahan, saya blas gaktertarik, apalagi harganya kok mahal ya.

Namun pikiran itu berubah, takberapa lama kemudian ada developer lain datang digandeng UAD melakukan penawaran rumah di Perumahan Cepoko Griya Indah (CGI). Jl. Wonosari Km 9. wah saya jadi tertarik, lokasinya di timur kota, dari/ke Sragen lebih enak. Lagian, ini yang membuat lebih tertarik; DP 20% harga rumah dibayari UAD. Asyik dong.

Akhirnya saya mengajukan diri untuk berminat membeli 1 kavling dan memasukkan berkas untuk seleksi UAD guna mendapatkan bantuan uang DP dengan syarat2 yang telah ditetapkan, diantaranya telah mengabdi 2 th (dosen) atau 4 th (karyawan) dan benar-benar belum memiliki rumah. Alhamdulillah akhirnya disetujui.
Kami memilih kavling yang berderet dan berharap kelak jadi tetangga baik di kantor maupun di rumah, (total UAD ada 30-an) diantaranya;
C-28 Agung Rahmadi (dosen Fisika)
C-29 Sunardi (dosen Elektro)
C-30 Yeni (karyawan Keuangan)
C-31 Suripto (dosen Ekonomi)
C-32 Ardiansyah (dosen Informatika)
C-34 Zaenal (karyawan FKM).

Mulailah saya punya sedikit belajar bagaimana mau punya rumah, mau seperti apa, bahan baku rumah, sering nengok lokasi dan perkembangan bangnan, dst. Saya juga sedari awal menggeser (saat awal masih tahap gambar) bangunan kamar mandi yang sedianya disamping saya minta dibuat dibelakang rumah. Cuma urusan gitu aja juga mesti bayar tambahan 1.5jt wah.wah...

Janji developer; pembuatan rumah akan selesai selama 4 bulan dengan harapan Januari 2005 sudah bisa ditempati.

Sunday, June 6, 2004

Dapat S3 ke Malaysia, blm bisa brkt

Dapat tawaran sekolah dan beasiswa sekolah S3 di Malaysia, tapi belum bisa berangkat. InsyaAllah next time aku penuhi panggilanmu, prof. Jafri

Monday, March 1, 2004

Dapet SK Asisten Ahli

Kata temen2, satu hal lagi yang perlu saya urus adalah jabatan akademik. Saya juga baru mulai mencari info berdasarkan desakan teman2, itu barang apa, untuk apa, kenapa, dan bagaimana ngurus jabatan akademik.

Akhirnya semua saya kumpulkan berkas2 SK, ijazah, dll saya rekap untuk menyusun borang permohonan pengangkatan jabatan akademik dosen. Ternyata ada komponen ABCD yang mesti juga saya perhatikan. Mungkin perlu sekira 6 bulan mulai proses menyusun borang dan melengkapinya, untuk kemudian disidangkan di Senat Fakultas, setelah direvisi (jika perlu) disidangkan di Senat Universitas, setelah direvisi (jika perlu) disidangkan di Kopertis, setelah direvisi (jika perlu) disahkan ke Depdiknas.

Alhamdulillah, akhirnya 01 Maret 2004 ini telah turun SK dari Dirjen Dikti bahwa saya berhak menyandang status dosen dengan Jabatan Akademik Asisten Ahli (AA). O...maknanya sebelum ini saya adalah ATA (Asisten Tidak Ahli) heheeh. Selanjutnya dengan jabatan baru ini juga menyangkut hak dan kewajiban yang berbeda yang melekat padanya.

Oya, berkat ngurus jabatan akademik ini, saya juga baru begitu paham tentang jabatan akademik dan kredit/poin yang diperlukan untuk tiap tingkatan bagi seorang dosen.
1. Asisten Ahli (angka kredit 100/150)
2. Lektor (angka kredit 200/300)
3. Lektor Kepala (angka kredit 400/550/700)
4. Professor (angka kredit 850/1000)

Wah-wah....saya kelak sampai prof gak ya ????
Prof. Dr. Sunardi, S.T., M.T. hehehe keren gakyah

Tuesday, February 10, 2004

Punya mobil, muncul masalah parkir dimana

Saat beli mobil, takterpikirkan. Setelah beli mobil, baru terasa satu kebutuhan tambahan: parkir. Kost saya gak cukup ada ruang parkir, maka saya putuskan untuk ngontrak rumah. Awalnya dah deal dan dah saya kasih DP. Tapi begitu mau saya lunasi, oleh pak Udin saya dicegah, ”bujang sendirian satu rumah, depan kuburan, jauh dari kampus”.

Akhirnya saya dititipkan pada Ahid, sepupu dia (anaknya Mbaknya Pak Udin) yg lagi kuliah Farmasi UGM tapi nempati rumah sendiri. Akhrnya saya ditumpangkan disitu, kebetulan ada garasi mobil dan Ahid hanya bawa motor aja.
Pak udin, Jazakallahu khairan katsiraa....

Saturday, January 10, 2004

Latihan Nyetir dulu

Sekira seminggu setelah beli mobil, saya baru berani untuk minta diajarin nyetir mobil. Awalnya, di lapangan sepakbola, eh dimarahin pemuda karena membuat rumput mati. Ya akhirnya kita pergi, untung emang udah lama dan udah capek hehehe

Minggu kemudian kita ulang latihan nyetir di lapangan yang lain, eh dimarahin lagi, emang gakliat ”Dilarang untuk latihan nyetir!!!” waduh... ya udah pergi lagi, emang udah cukup kok latiannya....

Pelajaran selanjutnya adalah nyetir di tengah jalan raya, wuih.... takut pak...”tenang, kita latihan nyetir ntar jam 12 malam, yang penting menguatkan mentar kita bisa bawa mobil di jalan raya kota walaupun di saat sepi, ntar lama2 siang juga berani”, begitu pak Udin ngajari.

Satu pelajaran selanjutnya, ketika saya merasa sudah enjoy kelihatannya bisa mengikuti irama nyetirnya pak Udin, tiba2 pak Udin maksa saya menggantikan saat jalanan kota masih ramai dan padat, tapi alhamdulillah semua sukses terlewati.

Alhamdulillah gakpernah sampai nabrak benda keras, mobil ataupun orang. Setelah merasa bisa, saya berani membawa ke Sragen di malam hari, tapi untuk jaga-jaga kalo ada apa-apa yang akdiduga, saya pertama kali nyetir ke Sragen membawa Agus Himmawan Utomo (dosen Filsafat UGM) untuk menemani.

Kata pak Udin; ”Orang nggak lulus SD aja banyak yang bisa nyetir mobil, masak dirimi yang lulusan S2 ITB kalah”..... walah, sindirannya sangat menohok dan memacu saya utk sgr bisa.

Thursday, January 1, 2004

Alhamdulillah beli mobil

Sekembalinya dari ITB, sebagaimana kebiasaan di Bandung, taktahu kenapa saya sangat malas naik motor, nggakmau mikir megang stang rasanya, akhirnya saya naik bus saja tiap hari kemana-mana.

Akhirnya saya putuskan beli mobil aja biar praktis dan tidak tergantung bus kota Jogja yang tidak sebanyak dan senyaman di Bandung. Mudik ke Sragen pun juga semakin mudah dan bisa sewaktu-waktu, tengah malam sekalipun. Sering misalnya sabtu tengah malam balik ke Sragen, Senin pagi sehabis Shubuh ke Jogja.

Karena bujang saya beli sedan aja yang kecil, lagian juga enak dipakainya. Saya beli Mobil Sedan Ford Laser tahun 1992 seharga 20.5jt. Hunting mobil ditemani Pak Mushlihuddin (Pak Udin) dengan beberapa kali lihat info dan tawar menawar. Lagipun saya taktahu tentang mesin apalagi, nyetir aja belum bisa, lho kok mau beli mobil....Takpa, yang penting beli dulu, ntar kalo dah punya mesti berusaha bagaimana caranya agar bisa memakainya.

Saya beli dari orang di Jl. Wonosari Km 8 dan minta diambilkan Pak Udin dan istri beliau dan minta tolong untuk dibawa dan dirawat dulu, soalnya saya belum bisa nyetir. Pak Udin pula yang telah mengantarkan diriku ke Sragen untuk menunjukkan pada orangtua mobil yang pernah saya beli.