Wednesday, September 9, 1998

Adik Sukamti, santai alhamd banyak rejeki

Perempuan satu2nya, alhamd rejeki mudah

Lain adik Suranto, lain adik Sukamti (satu2nya perempuan dari 8 bersaudara). Adik perempuan ini alhamdulillah mudah rejeki. Untuk urusan sekolah, karena memang niatnya jadi bidan, maka tak ikut UMPTN. Satu2nya ya mesti kuliah di Akademi Kebidanan (Akbid) yang saat itupun memang masih sangat langka. Saat itu, Akbid Negeri belum ada, yang ada Akademi Perawat (Akper) negeri hampir di tiap kota besar ada.

Oleh karenanya, untuk perempuan satu2nya ini, ada perlakuan khusus, boleh kuliah di PTS karena jurusan yang diminati takada yang PTN. Pilihannya Akbid Aisyiyah Yogyakarta (berubah dan baru buka Akbid tahun ini, sebelumnya Akper), harapannya (saya, Suranto, Sukamti ngumpul di Jogja), juga dengan PTS islam mudah2an menjadikan dia lebih tahu tentang agama.

Alhamdulillah, walaupun cuma daftar 1 tempat, alhamdulillah keterima. Cuma satu yang aneh, saat pengumuman tidak datang ke Jogja karena pasrah : ”paling nggak ketrima”.. walah-walah saking pasrahnya dan pesimisnya, eh malah Allah memberikan dia rejeki ketrima, alhamdulillah.

Tahun ini, Sukamti juga masuk Akbid Aisyiyah Yogyakarta. Jadi 2 adik masuk kuliah bersamaan, bisa dibayangkan beratnya pontang-panting ortu cari biaya.

Kalau Suranto okelah, biaya kuliah di PTN standard, tapi yang Sukamti.... di Akbid sudah kebayang biayanya mahal, apalagi sumbangannya duh....duh... Kalo tak salah kami sudah ambil batas sumbangan yang minimal Rp 3 juta, itupun masih keteteran. Tiap semester minta penangguhan, hingga lunas baru pada tahun ke-3... kebayang saat yang sama membiayai 3 anak kuliah.

No comments:

Post a Comment