Tuesday, June 12, 1990

Teman2 SMP sekolah dimana aja

Saat itu SMP kami yang desa jarang yang ketika lulus melanjutkan pendidikan ke SMA. Tapi berkah adanya SMAN Sukodono yang mulai membuka pendaftaran siswa pada tahun ini, alhamdulillah banyak temen2 seangkatan saya yang melanjutkan sekolah.

Tercatat ada juara 2 SMP saya si Sudardo sekolah disini. Sementara kasihan pada Turono yang merupakan temen akrab saya tidak bisa melanjutkan sekolah karena keterbatasan ekonomi. Akhirnya dia bekerja menjahit di Surabaya.

Yang melanjutkan ke SMA1 ya cuma saya sendiri, SMA2 takda. Ada seorang (Sudarmini) yang sekolah SMEAN. Ada juga beberapa di SMEA/STM swasta.

Jadilah saya seorang diri takda teman se-SMP di SMA1 atau bahkan sepi temen dari kampung ke Sragen. Nasib baik,ada temen SD dulu (Haris Triyanto) yang juga sekolah di SMA1, lumayanlah bisa jadi temen, lagian kami dalam satu kelas 1D. Dia sebelumnya sekolah di SMPN Sukodono.

Monday, June 11, 1990

Gakjadi SMA 2 tapi SMA 1

Tengah 1990

Teringat lika-liku masuk SMA, mas Sar yang paling berperan sehingga akhirnya saya masuk SMAN 1 Sragen. Mas Sar sangat rajin mengajak saya tiap hari ke sekolah SMA1 dan SMA2 utk memantau perkembangan pendaftar. Setiap siang, kedua sekolah tsb menempel jumlah total pendaftar untuk setiap nilai, misalanya pendaftar dengan NEM 35 berapa orang, pendaftar dengan NEM 36 berapa orang dst.
Dengan hitung2an yang dilakukan mas Sar, saya masih bisa bersaing di SMA 1. Akhirnya diputuskan bahwa pada hari terakhir dan di jam-jam terakhir pendaftaran, saya cabut pendaftaran di SMA 2 dan saya mendaftar di SMA 1. Hitung2anya, NEM saya masih masuklah pada kelompok kelas terakhir (total ada 8 kelas @48 siswa).
Pengumuman tiba, alhamdulillah, ternyata benar perhitungan kami, saya masih bisa diterima di SMAN 1 Sragen, alhamdulillah,...

Sunday, June 10, 1990

Lulus SMP masuk SMA mana ya?

Tengah tahun 1990

Terlepas berhasil atau tidak meraih lulusan terbaik dari SMPN Mondokan, telah lama ada keinginan dalam diri saya untuk bisa melanjutkan sekolah ke kota Sragen. Soalnya, saya yakin akan banyak pengalaman dan alam kompetisi yang lebih baik bagi saya kedepan. Namun sayangnya saat itu, adalah masa yang bersamaan dibuka SMA Negeri Sukodono yang jaraknya Cuma 2 km dari rumah kami. Kalo SMP saya mesti menempuh sekira 8 km, jarak ini tentulah sangat dekat. Wah, mengacaukan keinginanku saja nih.

Pertentangan akhirnya terjadi. Bapak ngotot untuk menyekolahkan saya di SMA baru ini, betul2 baru, gedung pun baru sebagian. Beliau berkata; ”dekat, gakperlu kost, bisa mbantu kerja orangtua”. Saya tidak menafikan apa yang disampaikan bapak, tapi hati ini rasanya mau berontak, saya mau sesuatu yang baru.

Alhamdulillah, satu hari kami ketemu rekan bapak, beliau dipahamkan bahwa sebaiknya mengikuti kemauan anak, lagian sebagai hadiah karena juara 1, sayang kalo hanya sekolah SMA di desa, alhamdulillah akhirnya hati bapak luluh.
Akhirnya saya diantar bapak mendaftar SMAN 2 Sragen, sekolahnya Mas Sar yang baru saja lulus.

Tuesday, June 5, 1990

Bahagianya Lulus SMP jadi Juara I

Saya taktahu pasti tanggalnya dan bulannya....
tapi yang jelas pertengahan tahun 1990

Diadakanlah perpisahan dan pengumuman kelulusan SMPN Mondokan, di Gedung pertemuan sebelah barat SMP, dihadiri semua anak kelas 3 beserta orangtua/wali.

Tibalah saatnya pengumuman yang sangat membahagiakan hati ini,
Lulusan Terbaik Tahun ini adalah SUNARDI

NEM benernya gakbagus-bagus amat, tapi dah terbaik se-SMP.

Alhamdulillah, hadiahnya dikalungin slayer oleh kepala sekolah....

Pulang mbonceng sepeda onthel bapak dengan senyum mengembang

Monday, June 4, 1990

Nilai NEM kami...

Walaupun banyak pelajaran sulit, bahkan pelajaran fisika dan matematika yang awalnya sangat terasa mudah, tapi karena semester2 akhr ganti guru akhirnya jadi susah juga, saat Ebtanas nilai saya masih terbaik se-SMP.

Teringat waktu pra-Ebta, saya kalah telak dengan teman-teman. Kalo taksalah ada Nindyo (anak pak Lurah Kedawung) dari IIIb bisa dapat nilai 46, ada Turono 44, saya cuma 42. Tapi sewaktu acara perpisahaan di gedung sewa, yang menghadirkan semua murid dan orang tua wali, semua seolah berbalik kebahagiaan bagi diriku, disebutlah nama Sunardi dengan raihan NEM tertinggi untuk SMPN Mondokan, alhamdulillah.

Saat Ebtanas, semua raihan nilai turun dibanding pra-Ebta. Saya mendapatkan 39.98, hanya kurang 0.02 untuk mencapai angka psikologis 40. Padahal pelajaran ada 6 (PMP, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Fisika, Biologi), jadi kalo dirata-rata, nilai saya hanya 6.xx, itupun udah terbaik hehe. Di bawah saya ada Sudardo kalau taksalah nilainya 38.20 dan Turono 37.88. Saat itulah masa paling bahagia melewati masa SMP dengan hasil terbaik, dikalungi slayer oleh kepala sekolah pak Supardjo (waktu itu merangkap menjadi anggota DPRD Kab. Sragen).

Dalam konstelasi raihan rata-rata NEM saat itu, disampaikan kepala sekolah bahwa di dalam kelompok SMP-SMP di Sragen di utara Sungai Bengawan Solo (Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar), kita masuk jajaran atas.

Nilai NEM saya tertanggal 4 Juni 1990 (malu-maluin terutama B Inggrisnya);
1. PMP 7.33
2. Bahasa Indonesia 7.33
3. Bahasa Inggris 4.20
4. IPS 5.67
5. Matematika 7.78
6. IPA 7.67
Jumlah 39.98