Tuesday, January 1, 1980

Anak desa

Kelumit cerita anak desa

Keluarga saya adalah keluarga biasa di kampung yang sangat pedalaman di Sragen. Takada listrik, rumah dari kayu, lantai tanah, tiap hari mengolah sawah dan memelihara sapi.

Saya begitu inget tahunya punya keluarga besar, saudara kakak laki-laki 4; Mas Parno (lahir 1962-an), Mas Widodo (lahir 1965), Mas Sarjono (Lahir 1969), Mas Sunarto (1972).

Hubungan saya lebih akrab ke kakak persis karena umurnya yang tak selang jauh, bermain pun lebih banyak ngikut aja dengan Mas Narto yang 2 th lebih tua, sehingga teman2 sepermainan ya lebih kurang seumuran mas Narto.

Saat itu kami juga punya adik Suranto 3 tahun lebih muda (lahir 1977) dan Sukamti 5 tahun lebih muda. Sukamti adalah perempuan satu-satunya dalam keluarga kami dalam 7 bersaudara (saat itu adik si ragil Surono belum lahir, kelak lahir 1986).
Saking senengnya orang tua kami, saat kelahiran anak ke-7 dan alhamdulillah perempuan, maka diadakan pesta wayang kulit. Sekalian dibarengkan dengan pesta khitan kakak tertua Mas Parno.

Kami kakak-beradik sangat akrab karena pola pengasuhan kami, walaupun tidak tertulis dan walaupun tidak saklek diatur, kami menjalani rutinitas. Anak ke-1 ngasuh anak ke-3, anak ke-2 ngasuh anak ke-4 dst. Awalnya, Mas Parno ngasuh Mas Sar dan Mas Wid ngasuh mas Narto. Tapi selepas itu, Mas Sar dan mas Narto ngasuh saya sebentar (karena saya kemudian ikut pakdhe), sehingga kemudian Mas Sar ngasuh Suranto, sedang Mas Narto ngasuh Kamti.

Diantara kejadian2 yang pernah saya alami:
- Saya sewaktu kecil sering main bola, benthic, kasti, hujan2an tanpa pakaian.
- Nyolong mangga di sawahe mbah Karno
- nyolong asem dan bengkoan di belakang rumah mbah Samin, timun dan kacang sawahe Lik sapa lupa.
- Ambil duwet di kuburan gaktakut karena temennya banyak.
- Mlintheng manuk tapi gak tahu entuk, mulut manuk gaktahu enthuk. Pagi hari beli opak warna-warni di perempatan utk sarapan.
- Nonton TV hitam putih ke pak Hardi, deket lapangan, harus berjalan jaraknya 1 km.
Pulangnya nyolong timun atau kacang tanah di persawahan yang kami lewati.
- Tidur sering di kursi kayu ataupun di lorong meja karena memang baru di buat, begitu riang gembiranya.
- Mau beli mobil2an gakpunya uang. Lihat mobil2an bagus Rp 40 gak punya uang (benernya punya, tapi belum tahu makna uang, dikira Rp 40 = Rp 5 x 40 buah).
- Mas parno sering nganter ibu ke pasar madoh naik sepeda onthel, mungkin sekira 2 jam perjalanan. Yang kusuka adalah oleh2 bakwan. Hingga tua pun suka bakwan.
- Umur 6 tahun ikut2an sekolah tapi belum didaftarkan. Tapi ujian ikut, seingat saya pernah ujian,dikasih jawaban suruh nulis tapi tetep gakbisa karena belum tahu huruf abjad dan cara nulis.
- dll

Kepada temen2, tetangga2, saudara2, bapak/ibu dll mhn maaf atas kenakalan kami, semoga Alah ampuni, amien.