Saturday, September 12, 1998

Tawaran Beasiswa, bagi yang mau jadi dosen

Papan pengumuman di jurusan TE UGM dipampang pendaftaran beasiswa yang kelak setelah lulus S1 berminat jadi dosen.

Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa S1 tingkat akhir (Elektro, Mesin, Kimia), akan diberikan beasiswa sampai lulus S1 dengan catatan setelah lulus mengabdi pada perguruan tinggi yang memberikan beasiswa. Ada juga informasi iming-iming, kelak disekolahkan dulu S2 di luar negeri (denger2 di Inggris) sebelum mengajar...wah, seneng dan minat banget, sekolah S2 walaupun susah, tapi jalan2nya itu lho yang membuat saya tertarik.

Penawaran ada dari 2 perguruan tinggi negeri, yaitu di Riau (Sumatera) dan Mataram (Nusa Tenggara Barat). Takperlu lama berpikir, Oke, minat daftar sudah bulat. Tinggal milih mana ya diantara 2 tersebut. Cuma masalahnya, kok dua2nya luar jawa ya, kok jauh dari bapak-ibu, apa ya saya kuat ninggalin mereka.

Mataram? Walaupun dekat, rasanya kok hati kurang sreg, kurang familier. Riau walau jauh terkenal daerah kaya, lagian ada kakak pertama (mas Suparno) yang sudah menetap di Riau.

Ok, bismillah akhirnya saya putuskan daftar beasiswa calon dosen Riau aja.
Tak tahu pasti berapa akhirnya yang menjadi saingan, alhamdulillah saya termasuk salah 1 dari 5 mahasiswa (selang berapa lama ada susulan 5 nama lagi) yang diterima beasiswa calon dosen Riau dari Elektro UGM..... Beruntung, beberapa nama diantaranya akrab yang akan jadi kolega nun jauh disana, seperti Seto Miko 93 (dulu sekelas SMA), Makmur 93 (se-Budi Mulia), dll.

Alhamdulillah, sudah bisa mulai merajut dan menata serta menatap masa depan kelak mau jadi dosen di Riau, sebelum itu terbayang kelak akan sekolah dulu S2 di Inggris...ckckckckck.

Kalo taksalah beasiswa lumayan besar, kalo saat itu beasiswa PPA, Supersemar, Johanna per bulan sekira Rp 100.000, beasiswa ini sekira 320.000 sip dech.

Friday, September 11, 1998

Efek KP; Setelah lulus mau kerja apa?

Berat kerja di perusahaan, apalagi di Jakarta. Terpikir utk melirik profesi dosen.

Salah satu hikmah yang saya didapatkan saat KP adalah melunturnya keinginan saya untuk kelak bekerja di perusahaan. Terbayang pagi berangkat, sore pulang. Pekerjaan itu-itu saja, serasa kurang dinamis. Kok rasanya hidup monoton banget jadinya.

Kerja di kota besar seperti Jakarta? Wah, takterbayang betapa lebih beratnya. Di perusahaan yang tersedia dalam satu kompleks dengan perumahan saja serasa jenuh, apalagi jika harus naik kendaraan. Bahkan banyak cerita, karena tiap hari macet, kerja di Jakarta tak jarang yang berangkat pagi setelah Shubuh dan pulang dari kantor setelah Maghrib. Berangkat sebelum matahari terbit, pulang setelah matahari tenggelam. Meninggalkan rumah saat anak masih tidur, pulang sampai rumah anak sudah tidur....wah, gak nyaman banget kalo hidup seperti itu.

Sering berpikir, trus setelah lulus mau berprofesi jadi apa. Entah datangnya darimana, muncul keinginan untuk menjadi akademisi/dosen aja. Profil dosen dalam benak saya waktu itu diantaranya adalah; waktu fleksibel, tidak harus berangkat jam7 pagi dan pulang jam5 sore, tidak terlalu birokratis, atasan kajur/dekan/rektor yang sewaktu-waktu bisa dijabat bergantian (bukan seperti bos dan anak buah di perusahaan), merdeka secara penilaian dan akademis pada umumnya, kelak bisa sekolah lagi bahkan di luar negeri (bisa jalan2 dong hehehe), dan masih banyak lagi kelebihannya.

Kekurangan dosen yang terbayang adalah gajinya kecil. Tapi buru2 terjawab, pegawai negeri pun gajinya juga kecil, semua juga bisa pada hidup. Lagian, sebesar apapun gaji tetep kurang, yang penting bagaimana kita mensyukuri dan rizki Allah tidak terlalu sempit jika kita mau berusaha.... kayaknya dah mantep jadi dosen nih. Yah bismillah, kalo ada kesempatan jadi dosen, saya jadi dosen aja ah....

Wednesday, September 9, 1998

Adik Sukamti, santai alhamd banyak rejeki

Perempuan satu2nya, alhamd rejeki mudah

Lain adik Suranto, lain adik Sukamti (satu2nya perempuan dari 8 bersaudara). Adik perempuan ini alhamdulillah mudah rejeki. Untuk urusan sekolah, karena memang niatnya jadi bidan, maka tak ikut UMPTN. Satu2nya ya mesti kuliah di Akademi Kebidanan (Akbid) yang saat itupun memang masih sangat langka. Saat itu, Akbid Negeri belum ada, yang ada Akademi Perawat (Akper) negeri hampir di tiap kota besar ada.

Oleh karenanya, untuk perempuan satu2nya ini, ada perlakuan khusus, boleh kuliah di PTS karena jurusan yang diminati takada yang PTN. Pilihannya Akbid Aisyiyah Yogyakarta (berubah dan baru buka Akbid tahun ini, sebelumnya Akper), harapannya (saya, Suranto, Sukamti ngumpul di Jogja), juga dengan PTS islam mudah2an menjadikan dia lebih tahu tentang agama.

Alhamdulillah, walaupun cuma daftar 1 tempat, alhamdulillah keterima. Cuma satu yang aneh, saat pengumuman tidak datang ke Jogja karena pasrah : ”paling nggak ketrima”.. walah-walah saking pasrahnya dan pesimisnya, eh malah Allah memberikan dia rejeki ketrima, alhamdulillah.

Tahun ini, Sukamti juga masuk Akbid Aisyiyah Yogyakarta. Jadi 2 adik masuk kuliah bersamaan, bisa dibayangkan beratnya pontang-panting ortu cari biaya.

Kalau Suranto okelah, biaya kuliah di PTN standard, tapi yang Sukamti.... di Akbid sudah kebayang biayanya mahal, apalagi sumbangannya duh....duh... Kalo tak salah kami sudah ambil batas sumbangan yang minimal Rp 3 juta, itupun masih keteteran. Tiap semester minta penangguhan, hingga lunas baru pada tahun ke-3... kebayang saat yang sama membiayai 3 anak kuliah.

Sunday, August 30, 1998

Kaltim udah, saatnya ke Kalsel. Pesawat udah, saatnya kapal

Selepas KP selesai, alhamdulillah kami diberikan uang saku karena telah bekerja selama 2 bulan (benernya bukan kerja, tapi ngangguin orang kerja heheh).

Selain itu, kami juga diberikan pilihan dibelikan tiket pesawat Balikpapan-Jogja atau bisa diminta cash saja. Saya dan Ahmad pilih pilihan kedua, minta cash. Ada alasannya, yaitu ingin berpetualang jalan darat naik bus Balikpapan (Kaltim)-Banjarmasin (Kalsel), naik kapal Banjarmasin-Surabaya, lalu naik bus Surabaya-Jogjakarta.

Kaltim udah, saatnya ke propinsi Kalsel. Naik pesawat sudah, saatnya naik kapal. Nggak mau kepenak, malah cari rekoso hehe tapi menyenangkan mau cari banyak pengalaman. Alhamdulillah pula, Ahmad juga nggak masalah dengan rencanaku.

Walaupun badan masih sakit, alhamdulillah selama perjalanan lancar. Pagi dari Bontang, malam naik bus Balikpapan-Banjarmasin, tapi sayang karena malam yang terlihat hanya gelapnya malam, gakbisa lihat pemandangan. Pagi selepas shubuh baru bisa lihat jalan dan kanan-kiri rumah di Martapura sebelum masuk kota Banjarmasin.

Alhamdulillah akhirnya berhasil juga diriku menginjakkan kaki di kota Banjarmasin. Senangnya hatiku.....

Saturday, August 29, 1998

Seharian main air laut, sakit menjelang pulang KP, terpaksa minum obat

Alhamdulillah, KP 2 bulan telah selesai kami jalani dengan baik (anggap aja baik2 saja). Saya dan Ahmad Musthofa (tim TE UGM) telah menyelesaikan semua urusan, dari menyusun laporan KP, presentasi di hadapan seluruh member team maintenance department, hingga jilid laporan. Saatnya pulang balik ke Jogja...

Sehari sebelum pulang dari KP, kami mengadakan acara dolan bersama. Kami temen2 KP jalan2 ke Pulau Beras Basah di tengah laut, difasilitasi oleh seorang staf, mas Farouk (alumni Metalurgi UI) sehingga perjalanan pakai speed boat gratis. Terimakasih sangat Mas Farouk.

Seharian main air, mandi di laut, main pasir...... malamnya langsung teler alias sakit keras, demam, panas tinggi, flu, batuk dll datang bareng2 tanpa ampun. Habislah kesehatanku. Atas desakan teman2, saya dipaksa ke klinik tapi saya tidak mau, akhirnya terakhir dipaksa minum obat. Padahal,seinget saya, saya gakpernah minum obat sejak sakit kaki menjelang lulus SMA tahun 1993 (dah 5 tahunan).

Yah, demi perjalanan dan dolan-dolan esok hari pulang ke Jogja lewat Balikpapan (Kaltim) dan Banjarmasin (Kalsel), saya mengikuti saran baik teman2.

Saturday, August 15, 1998

adik Suranto; Kegigihan dafrar kuliah

Perjuangan Gigih adik Suranto

Adik yang satu ini semangat/keinginan kuliahnya sangat-sangat luar biasa. Kami semua bersaudara sudah ditanamkan sedari awal, ortu hanya mampu dan mau mebiayai kuliah jika ketrima di PTN, tidak mau menyekolahkan di PTS karena mahal sementara anak banyak. Suranto salah satu yang mesti banting tulang untuk memenuhi persyaratan tsb.
Lulus SMA 96 dah ikut Bimbel dan mengikuti bimbingan dan arahan saya, tapi UMPTN gagal. Semua program D3 yang ada di UGM hampir semua juga didaftar (saat itu yang ada hanya D3 Teknik, D3 Ekonomi)

Tahun 97 ikut Bimbel lagi dan saya arahkan lagi, tapi UMPTN gagal lagi. D3 UGM yang ada juga banyak yang didaftarin tetapi tetep gak ada yang nyangkut.

Kesempatan terakhir, tahun 98 saya sudah pasrah ditambah sedang sibuk KKN Wonosobo dilanjutkan KP di Kaltim, saya serahkan semuanya ke dia untuk menentukan pilihannya.

Alhamdulillah, bulan 8 saat saya masih di Kaltim dapat telepon dari dia, alhamdulillah ketrima UMPTN di Administrasi Negara UNSOED Purwokerto...alhamdulillah, perjuanganmu taksia-sia, akhirnya membuahkan hasil, semoga sukses, amien.

Tahun ini, Sukamti juga masuk Akbid Aisyiyah Yogyakarta. Jadi 2 adik masuk kuliah bersamaan, bisa dibayangkan beratnya pontang-panting ortu cari biaya.

Wednesday, July 29, 1998

Pulau Beras Basah


Sumber Jawapos [ Minggu, 06 Juni 2010 ]



Pulau Beras Basah, Keelokan Pantainya Sungguh Menggugah
Menikmati Kesendirian tanpa Kesepian

Mercusuar itu masih berdiri tegak di Pulau Beras Basah. Pantainya yang berpasir lembut masih memesona dengan air laut yang sebening kristal. Penggemar fotografi juga menganggapnya sebagai sasaran bidik yang mengundang. Tapi, Pula Beras Basah sesungguhnya sedang gelisah.

Irfan, Bontang

---

PULAU Beras Basah -atau disebut juga Sand Island- tercatat sebagai salah satu tujuan wisata yang cukup dikenal di Bontang, Kalimantan Timur. Karena jaraknya kurang dari sejam perjalanan dengan speed boat, pulau kecil nan elok itu sudah lama jadi sarana rekreasi andalan karyawan kilang gas PT LNG Badak.

Pengunjung dari luar Kalimantan bisa memanfaatkan jalur penerbangan ke Balikpapan yang cukup ramai. Dari Balikpapan, pengunjung naik bus ke Bontang. Dengan waktu perjalanan sekitar lima jam, tarif bus AC Balikpapan-Bontang sekitar Rp 85 ribu. Jika dari Samarinda, perjalanan cukup dua jam dengan ongkos bus Rp 20 ribu.

Tiba di Bontang, pengunjung bisa langsung ke Pelabuhan Tanjung Laut. Dari sana, tidak sulit menemukan kapal yang siap membawa kita ke Beras Basah. Tarif sewa kapal Rp 300 ribu-Rp 400 ribu. Satu kapal bisa memuat 10 penumpang. Hanya perlu 40 menit dari pelabuhan untuk sampai ke Pulau Beras Basah.

Yang perlu diingat, jangan lupa membawa bekal. Sebab, kita tidak akan menemukan warung makan-minum di Pulau Beras Basah. Penginapan juga tidak ada.

Pengunjung pulau itu biasanya memang tidak menginap. Mereka datang untuk menikmati hamparan pasir putihnya yang lembut, air lautnya yang bening berkilat seperti kristal, atau mercusuar setinggi 15 meter yang berdiri tegak di sana. Bagi penghobi fotografi, mercusuar yang tegak dalam kesendirian itu seolah menantang untuk diabadikan.

"Saya tertarik saat melihat posisi tegak mercusuar di Pulau Beras Basah. Saya menggunakan lensa wide untuk mendapatkan kesan dramatis dengan posisi low angle," tutur Taufiqurakhman, Kabid Statistik Bappeda Bontang yang juga dikenal sebagai fotografer.

Pulau Beras Basah berada di Selat Makassar. Letaknya cukup strategis di antara kawasan kilang PT LNG Badak dan Pulau Segajah yang muncul saat laut surut dan menghilang saat laut pasang.

Pulau Beras Basah berjarak sekitar tujuh kilometer arah selatan Kota bontang dengan hamparan Selat Makassar di sekelilingnya. Cukup jauh untuk menikmati privasi, tapi tak cukup jauh untuk merasa terisolasi. Pulau itu menawarkan lokasi yang pas bagi mereka yang ingin lepas dari rutinitas sehari-hari.

Menurut cerita warga, nama Pulau Beras Basah muncul saat kapal besar yang membawa beras dari Sulawesi diterjang ombak besar. Khawatir tenggelam, awak kapal menurunkan muatan di pulau tersebut dan menjadi basah. Sebutan Pulau Beras Basah dipakai orang sejak saat itu.

Tidak jelas apakah pernah ada perkampungan di pulau tersebut. Yang jelas, saat ini Pulau Beras Basah hanya dihuni satu keluarga nelayan. Pengunjung Pulau Beras Basah juga tidak seramai dulu.

"Pulau ini pernah ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara pada 1990-an. Tapi, sejak 2000, pulau ini seolah kian terlupakan," kata Samnur, satu-satunya nelayan yang tinggal di Pulau Beras Basah.

Sebagai penghuni yang telah 33 tahun tinggal di Pulau Beras Basah, Samnur menilai pulau tersebut menyimpan sejuta potensi alam yang layak dikembangkan menjadi objek wisata andalan. Sayang, pulau cantik itu seolah lepas dari perhatian pemkot. Jangankan membangun fasilitas baru, mercusuar yang ada pun tak terawat. Kini, sebagian dinding bangunan setinggi 15 meter tersebut jebol.

Yang lebih mengkhawatirkan, luas Pulau Beras Basah terus mengerut akibat abrasi. Dua tiga tahun lalu, luas pulau tersebut diperkirakan 1,5 hektare. Kini, luas pulau itu paling tinggal satu hektare. "Kalau dibiarkan, bisa-bisa pulau ini tinggal kenangan. Terkikis sejengkal demi sejengkal, hilang ditelan ombak," keluhnya. (jpnn/c6/soe)

Wednesday, July 1, 1998

Pertama naik pesawat

Alhamdulillah, sebagai orang kampung akhirnya diriku bisa juga naik pesawat. Gratis lagi heheh.....

Awalnya kami (saya dan Ahmad Musthofa) bingung juga, peswat namanya apa, dimana beli tiket, gimana caranya belinya, naiknya gimana, nanti di peswat gimana, dll. Alhamdulillah tanya kawan sana-sini akhirnya bisa juga.

Kami beli tiket Sempati Jogja-Surabaya(transit)-Balikpapan, bayar Rp 600.000an saja karena dapat discount 30% dengan membawa transkrip nilai jika IP diatas 3,00. (walaupun gratis, sistemnya bayar dulu baru ntar diganti sesampainya di PT Badak).

Alahmdulillah sehari langsung dapat pengalaman naik-turun pesawat dua kali karena pake transit, akhirnya terbiasa juga kaged ketika take off dan landing, biasa pakai seta belt, foto-foto, dll.

Sebenarnya, Balikpapan-Badak akan naik pesawat lagi (meh 3x sehari), pake khusus perusahaan, tapi sayangnya sat itu penumpang penuh. Takpelah, malahan saya suka berpetualang juga menerobos hutan Kaltim dengan bus perusahaan, lebih kurang 5 jam.

Kerja Praktek di Kaltim, ayik jalan2 gratis

Juli-Agustus 1998
Kerja Praktek di PT Badak Kaltim

Niat jalan2 gratis tumbuh ketika sudah semester 6 saatnya untuk Kerja Praktek (KP).
KP bisa dilaksanakan di perusahaan manapun asal apa yang nanti kita kerjakan masih ada terkait dengan Elektro, bahkan di Lab pun bisa. Namun demikian, bagi saya KP di perusahaan, apalagi perusahaan besar dan jauh, dengan fasilitas enak tentu sangat menggiurkan dan menarik hati.

Saya menemukan ide utk jalan2 dan KP di PT Badak Kaltim. Salah satu sebabnya diberikan sedikit gambaran oleh temen di PPBM yang ayahnya kerja disana. Pesawat pp dibayarin, tempat tinggal disediakan, dikasih uang saku...wah ena sekali.

Saya masukkan surat permohonan (yang dibuatkan oleh jurusan) lengkap dengan proposal tentang apa yang ingin saya pelajari. Dalam proposal saya ingin mempelajari bidang kontrol (bukan Telkom, soalnya biar sama dengan temen yang saja ajak dari bidang kontrol, Ahmad Musthofa). Saya mengalokasikan libur akhir semester saja (Juli-Agustus 1998) biar betul2 tidak meninggalkan kuliah.

Karena jauh-jauh hari (lebih dari 6 bulan) kita masukkan proposal dan selalu minta dikawal temen saya, alhamdulillah akhirnya dikabulkan sesuai dengan permintaan kita.
Pesawat Merpati rute Jogjakarta-Surabaya, dilanjutkan ke Balikpapan, lalu naik bus perusahaan sekira 5jam.

Baru sekali ini saya merasakan naik pesawat, duh duh betul2 pengalaman yang sangat berharga.....

di depan masih sangat pengalaman berharga yang insyaAllah akan saja alami, amien.

Tuesday, June 9, 1998

KKN berakhir sudah

Bertempat di rumah bapak Kades, pada hari ini tanggal 9 Juni 1998 kami peserta KKN UGM delepas oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan pemuda.

Trenyuh rasanya, kebersamaan selama 2 bulan memang takseberapa terkait dengan apa yang bisa berikan, namun sebaliknya selama 2 bulan telah memberikan banyak arti pada diri kami.

Semoga apa yang dijalani dan telah sama-sama diberikan (baik oleh peserta KKN maupun penduduk) semakin menguatkan diri selalu membangun diri dan masyarakat, amien.

Wednesday, May 20, 1998

KKN pulkam, ikut demo damai 20 Mei 1998


Pose sebelum longmarch bersama temen2 PPBM

Di sela-sela mengikuti KKN, suasana perpolitikan tanah air sedang menghangat terkait tuntutan reformasi. Beberapa malam sebelumnya, saya pernah ke IKIP Jogja, menakutkan karena suasana demonstrasi mencekam hingga tengah malam.

Saya termasuk salah satu yang balik kampus untuk ikut menyemarakkan demonstrasi damai yang dilaksanakan secara serentak se-Indonesia secara besar-besaran pada tanggal 20 Mei 1998. Saya turut serta (walaupun tidak aktif di garda terdepan) parade massa dari Bunderan UGM menuju Alun-2 Utara Keraton Yogyakarta.

Keesokan harinya, 21 Mei 1998 yang berbarengan dengan ultah saya, di tempat KKN kami menyaksikan layar televisi disiarkan acara langsung pengunduran diri presiden Soeharto dan menyerahkan kekuasaan kepada wapres BJ Habibie. Sontak, masyarakat luas menyambut antusias.

Thursday, April 30, 1998

Beberapa Program Kerja KKN

Selama dua minggu pertama KKN, kami menjalani tahap survei (penduduk, desa, potensi, dll). Keliling kampung ketemu penduduk, apa yang dirasakan, ada masalah apa, ide atau keinginan, dll. Ikut yasinan, barzanji, arisan, kumpulan RT, dll.

Tibalah saatnya menyusun program kerja selama 6 minggu ke depan. Program sesuai dengan background pendidikan masing-masing dan diusahakan ada/banyak program yang saling bersinergi atau kerjasama, setiap kegiatan semua peserta KKN mesti terlibat aktif membantu. Alhamdulillah kami semua kompak pak pak....

Pembangunan fisik (Sunardi Elektro), kesehatan (dokter), Sosial (Dion sastra dan Bu Dewi statistik), pertanian (Yulianto kehutanan dan Riasih perikanan).

Diantara beberapa program kerja kami adalah;
1. Plangisasi. Program ecek-ecek tapi hampir semua melakukan jadi program takterlupakan saat KKN. Kita buat plang-plang penunjuk arah yang sekiranya perlu dan memudahkan orang. Kita kerjasama dengan tukang kayu deket dengan rumah tinggal kami.

2. Pembuatan kolam ikan. Kolam ikan sudah ada dan banyak, tapi kita ingin perbaiki salah satu sebagai percontohan, kita buat secara gotong royong dengan penduduk desa. Ikan kita belikan. ..... Sayang sekali, banyak yang mati karena beli anakan ikan jauh adanya di Magelang. Akhirnya kita belikan lagi, dapet ilmu, mbawanya mesti pakai jerigen dan tanpa ditutup.

3. Perbaikan taman di kantor Kades yang difungsikan sebagai TK. Celakanya, begitu rumput liar diberisihkan, tanaman lama kita rapikan, lho kok malah jadi jelek ya hehehe.... takpa, kita datangkan tanaman-tanaman bunga yang lebih menarik.

4. Perbaikan bak mandai dan bak wudhu masjid. Alhamdulillah dapat dukungan penuh dari warga, minimal dalam bentuk tenaga kerja sukarela. Bak mandi dan tempat wudhu yang sebelumnya rusak dan kotor alhamdulillah kini lebih nyaman dipakai. Mesjid persis di depan tempat tinggal kita.

5. Pekarangan buatan untuk menanam sayuran yang terbuat dari bambu. Juga kita membuat jamur merang. Alhamdulillah, bisa berhasil dengan baik. Teringat kita ragu; ”mengandung racun gak ya tanaman kita”. Kita yang nanam, eh kita pula takut. Tapi alhamdulillah, semua hasil panen ludes termakan dan tak ada efek samping.

6. Praktek kesehatan gigi anak TK, mengajar sekolah SD/SMP, maen sepakbola melawan pemuda kampung, dll asyiknya rame-rame hehe.

Itulah diantara kegiatan KKN yang membuat kita diantara peserta KKN dan warga berbaur dan bercampur menyukseskan program-program bersama, kebersamaan, kekeluargaan, dan keakraban sangat-2 merindukan untuk dikenang.

Thursday, April 9, 1998

KKN UGM di Ds Rejosari, kec. Kepil, Wonosobo

9 April - 9 Juni 1998

Saya mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) saat masa aktif perkuliahan pada semester 8. Awalnya sih mau ikut pas liburan akhir semester 8, tapi karena saat leburan Juli-Agustus sudah ada rencana Kerja Praktek (KP) di PT Badak NGL, Co. Bontang, Kaltim, maka mau tidak mau saya mesti ikut di semester aktif. Padahal saya masih mengulang beberapa mata kuliah yang nilainya jelek (C atau D), tapi mudah2an KKN bisa berjalan lancar, kuliah juga bisa disambi (walaupun tentu sering mbolos kuliah) karena mesti kadang pulang ke Jogja dari Kepil Wonosobo naik motor sekira 3 jam.

Temen2 KKN di Kepil Wonosobo
1. Dion (Sastra Prancis 93)
2. Riasih (Perikanan UGM 93)
3. Dewi (Statistik UGM alih jalur)
4. Agung Rahmadi (Kedokteran 91)
5. Yulianto (Kehutanan 93)
6. Sunardi (Elektro 94)

Kami ditempatkan di desa Rejosari, menginap di salah satu rumah penduduk. Dibagi dalam 2 kamar (kamar laki-laki dan kamar perempuan). Alhamdulillah tambah akrab dan betul2 menikmati suasana hidup di desa (padahal saya emang orang desa). Yang membedakan, mandi di pancuran desa wuih.....