Monday, January 1, 1996

Nyantri di PPBM awal1996-awal1999

Kisah menarik masuk Pondok Pesantren Budi Mulia.

Saya awalnya taktahu apa-apa. Suatu sore, datanglah Baihaqi ke kost saya di Asrama Putra UGM Cemara Lima. Dia membawa brosur pengumuman penerimaan santri baru angkatan 6 di Pondok Pesantren Budi Mulia (PPBM) di bawah naungan Yayasan Shalahuddin pimpinan Prof. Dr. Amien Rais, MA. Lokasi PPBM lumayan jauh dari UGM, yaitu Jl. Kaliurang Km 8, itupun masuk masuk 1 km kedalam.

Dia ngajak saya untuk mendaftar bersama. Saya kaged, hah... pesantren. Saya takut, saya gaktahu apa-apa tentang agama, saya bodoh, ngaji cuma bisa dikit......
Tapi Baihaqi takhenti2 menasehati, kita coba aja, yang penting niatnya untuk memperbaiki keagamaan kita, justru kalo merasa belum bagus lebih baik ikut...akhirnya ikut ajalah, walau masih ragu apa saya mungkin diterima.

Kita berdua naik sepeda sore itu juga ke PPBM. Dia pakai sepeda balap dan saya pakai sepeda federal kesukaan kita masing2 (tepatny: suka-tidak punyanya ya cuma sepeda itu). Ada sedikit nasib malang, Baihaqi sempat terjungkal dari sepeda ketika melewati jalan yang curam, alhamdulillah gak luka. Hebat benar, perjuangan mencari ilmu, smg Allah meridhoi usaha kami, amien.

Kami disambut kakak santri yang sedang bertugas, namanya bagus; Mas Elvis Idris dari Palembang. Kami sampaikan hasil diskusi kita dan beliau sangat mengharapkan kami mencoba mendaftar dan bergabung. Beliau memberikan banyak penjelasan, diantaranya;

1. PPBM adalah pesantren untuk mahasiswa, sehingga program perkuliahan (materi maupun waktu pelaksanaan) disesuaikandengan kondisi mahasiswa yang beragam. kalau kampus ujian semester, PPBM juga libur. Ngaji menggunakan waktu malam hingga pagi, siang silakan di kampus.

2.PPBM santrinya berasal dari berbagai disiplin ilmu dan bebagai perguruan tinggi di Jogja; UGM, IKIP, IAIN, UII, dll sehingga bisa bergaul dengan banyak teman dan bertukar pikiran banyak ilmu.

3. PPBM bukan mencari yang sudah pinter ngaji, yang belum pinter asal punya keinginan kuat utk memperdalam dan memperbaiki agama, sangat dihargai.

Alhamdulillah, akhirnya kami berdua semakin mantap untuk melengkapi persyaratan (surat permohonan, transkrip nilai, foto) dan akan mendaftar secepatnya.
Tibalah saatnya mendaftar, selang berapa hari tibalah menghadapi ujian, ada ujian baca tulis al qur’an dengan kakak santri (yang paling susah menerjemahkan), wawancara tentang wawasan, juga wawancara dengan pengurus yayasan.... waduh malu banget ya kelihatan bodonya.

Alhamdulillah, saya dinyatakan sebagai salah satu yang diberikan kesempatan untuk belajar di PPBM. Kalo nggak salah pendafatr sekira 80-an dan diterima 50 saja.
Program PPBM selama 6 semester (3 tahun), bagi saya bersamaan dengan kuliah di TE UGM semester 4 s.d 9 (bermula awal 1996 hingga awal 1999). Mudah2an kuliah di TE dan di PPBM bisa rampung hampir bersamaan, amien.