Friday, August 17, 2001

Cari alamat, taunya cuma nomor telpon (tp rusak)

Sungguh pengalaman yang luar biasa dan pantang menyerah.

Beberapa hari sebelum berangkat, setelah ada kepastian dapat tiket kapal, saya sudah kontak temen lama di Padang, yaitu kak Susi. Kita dah janjian untuk ketemu dan akan dijemput di pelabuhan, maklum saya belum tahu sama sekali pulau Karimun. Komunikasi kami lakukan melalui nomor telepon rumah orang tua dia, sedang dia belum ada HP.

Sedihnya, malam sebelum berangkat jika menelepon rumah dia, selalu gak ada yang ngangkat padahal ada nada sambung. Masak satu rumah pergi semua sich. Apa mungkin teleponnya rusak ya. Komunikasi selalu saya coba hingga pagi menjelang berangkat, selama perjalanan di kapal, tapi hasilnya nihil. Padahal saya nggak punya alamat dia, tahunya cuma nomor telepon rumah. Sebelumnya gak kepikiran minta alamat karena dia dah janji akan menjemput di pelabuhan. Perjalanan terus berlanjut dengan ketidakpastian dan kebingungan kami, terus nanti mau kemana sesampainya di Karimun.

Akhirnya, pendaratan itu tiba waktunya. Saya coba menyisir pelabuhan, kak Susi tidak kami temui. Putus asa rasanya, bagaimana nie.... Langsung cari kapal ke Batam? atau cari penginapan di Karimun? Terbayang gak enak jadi orang ilang.

Disela-sela kebingungan memutuskan, teringat diriku kalo gaksalah dulu saat ngobrol pernah denger2 alamatnya ada di jalan Pertambangan, nomor berapa gak tahu, daerah mana gaktahu. Satu Pulau Karimun cuma tahu nama jalan, susah juga ya, itupun iya kalo bener.

Biar tampang pendatang dan tampang kebingungan tidak tampak oleh banyak orang, saya dan Giyanto naik ojek; Jalan Pertambangan, Bang !. Nomor berapa? waduh,... spontan 25 Bang..asal saja saya sebut.

Taktahunya ketemu rumah makan dan bukan alamat yang kami tuju. Hari semakin sore, kami masih bingung. Inget diriku orang Elektro Telekomunikasi, ada nomor telepon rumah, berarti ada dalam daftar telepon rumah berupa Yellow Pages..... pergilah kita cari Wartel, pinjam Yellow Pages. Disitu ada list nama, alamat, dan nomor telepon.

List tersusun urut abjad nama, padahal tahunya nomor telepon, mesti yang tertulis nama orangtua Kak Susi dan saya taktahu namanya. Wah, perjuangan belum berakhir. Siapa tahu rejeki saya, semoga ada pertolongan Allah, saya lakukan dengan sabar. Saya coba cari satu persatu urut nama dan cocokkan mana nomor telepon yang sesuai dengan yang saya bawa.

Alhamdulillah, Allah beri pertolongan, ketemu......... Untung nama yang saya cari inisial H, tidak Z. Bersyukurlah kami berdua. Ada nomor telepon saya dapatkan, beserta nama dan alamat.

Segera tanya penjaga wartel untuk sampai pada alamat tersebut, naik angkot, asal diturunkan di kampung yang dituju karena nomor urut rumah tidak beraturan. Walah, lagi-lagi perjuangan belum berakhir.....

Jalan kaki kami lakukan cari nama dan alamat, alhamdulillah akhirnya ketemu. Ternyata, Kak Susi sudah menunggu di Pelabuhan berjam-jam yang lalu hingga akhirnya pulang setelah kami istirahat dan disuguh makan, subhanallah....

Tentang telepon rumah, ternyata akhirnya ketahuan, memang telepon rusak sejak kemarin, tak ada nada dering, misal ada diangkat tak ada dengar suara. o.... begitu tho..

No comments:

Post a Comment